DEPOK, iNews.id - PT Pos Indonesia (Persero) terus bergerak menyalurkan bantuan sosial (bansos) program keluarga harapan (PKH) dan sembako. Kali ini, perusahaan yang kini dikenal dengan brand Pos IND itu menyalurkan PKH di Depok, Jawa Barat.
Pos IND menunjuk Kantorpos KC Depok sebagai pelaksana atau penanggung jawab penyaluran bansos PKH dan sembako di wilayah Depok. Setidaknya, kegiatan ini digelar hingga minggu pertama Mei 2024.
Pos Indonesia Sediakan Aplikasi Pospay Dukung Proses Seleksi Timnas Indonesia U-17 dan U-20
Executive Manager Kantorpos KC Depok, Cecep Yusup Gusnawan menjelaskan, ada dua fokus dalam penyaluran bansos PKH dan sembako yakni, menyelesaikan penyaluran untuk tahap pertama dan tahap kedua.
Tahap pertama akan diselesaikan pada akhir April 2024. Kemudian, penyelesaian penyaluran bansos tahap kedua akan direalisasikan pada minggu pertama Mei 2024.
Pos Indonesia Salurkan Bansos Sembako dan PKH Triwulan I di Magelang
"Penyaluran bansos sembako dan PKH ini dimulai Minggu kemarin. Jadi penyaluran tahap pertama atau triwulan pertama sudah dimulai sampai dengan nanti akhir bulan. Hari ini, kami masih menyisir sisa-sisa KPM yang belum disalurkan. Itu dilakukan secara door-to-door. Untuk triwulan kedua, kami sudah mulai pada minggu ini, hari Senin kalau tidak salah. Sama posisinya. Jadi sedang diproses penyaluran oleh teman-teman di lapangan," papar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/5/2024).
Sejauh ini, penyaluran bansos tahap I sudah terealisasi sekitar 96-97 persen. Sedangkan tahap kedua sudah mencapai 50 persen.
"Memang target dari pusat itu untuk tahap pertama di tanggal 30 April harus sudah selesai. Tetapi kalau target kami di tahap kedua itu nanti di minggu pertama, bulan Mei, itu harus sudah selesai," tutur Cecep.
Ada tiga mekanisme penyaluran yang diterapkan agar penyaluran bisa berjalan dengan baik. Di antaranya, penyaluran lewat Kantorpos, penyaluran lewat komunitas, dan penyaluran door to door.
Saat melakukan penyaluran, Pos Indonesia juga sudah menyediakan aplikasi Pos Giro Cash. Aplikasi ini pun diperlengkapi dengan teknologi seperti face recognition dan geotagging yang berfungsi untuk memverifikasi data dan tempat tinggal KPM.
Cecep menilai teknologi-teknologi tersebut sangat mempermudah pihaknya untuk melakukan penyaluran bansos kepada KPM. Baik dari sisi pencocokan hingga penyimpanan data KPM.
"Kenapa kami lakukan itu? Karena dalam penyaluran ini, kami menggunakan geotagging. Jadi sekalian pembayaran, sekalian geotagging, Tidak dua kali kerja," kata Cecep.
Upaya lainnya yang juga dilakukan Kantorpos adalah berkoordinasi dengan beberapa pihak. Mulai dari dinas sosial, kelurahan, RT/RW. Tujuannya agar penyaluran bisa berjalan dengan lancar.
"Jadi setelah data BNBA kami dapat dari Kemensos, kami koordinasi dengan Dinsos terkait data, terus koordinasi juga dengan aparat setempat, dalam hal ini pihak kelurahan, pihak RW, untuk mengatur jadwal pembayaran. Jadi biasanya, dari pusat kami mendapat informasi H-1 terkait data, H+1-nya koordinasi, nanti H+2-nya sudah mulai penyaluran," katanya.
Kendala Cuaca
Meski sudah melakukan persiapan matang, penyaluran bansos ini tak luput dari kendala yang tentunya bersifat pada non-teknis. Salah satunya adalah cuaca.
Hal itu setidaknya diungkapkan juru bayar Kantorpos, Adam. Ia mengaku sempat kesulitan ketika mengantarkan bantuan ke rumah KPM dalam kondisi hujan.
"Untuk kendala selama ini yang pernah saya hadapi mungkin dari cuaca. Waktu itu, saya pernah mengantarkan bantuan di daerah Abadi Jaya RW 29. Saya pernah melakukan itu door to door dalam keadaan banjir. Saya pernah melakukan penyaluran saat hujan. Yang paling saya khawatikan adalah rusaknya undangan dan basahnya uang uang tunai," ujar Adam.
Adam juga mengaku banyak mendapat pengalaman dan pelajaran selama menjadi petugas juru bayar. Ia mengaku pernah menangis ketika ia melihat kondisi KPM. Melihat kondisi itu, ia pun merasa lega karena bisa mengantarkan bantuan tersebut dan merasa bantuan itu disalurka tepat sasaran.
"Saya juga pernah menemui itu yang bikin hati saya goyang. Saya menemui satu KPM tuh, dia memang lumpuh dan dia tinggal di satu kontrakan kecil yang kumuh. Waktu saya datang pertama kali lihat sampai nangis saya. Rasa syukur saya itu lebih mendalam itu setelah melihat itu. Banyak pelajaran yang saya ambil dari semenjak pembagian Bansos," katanya.
Adam pun berharap agar pemerintah bisa melanjutkan program-program bantuan seperti ini. Sebab, menurutnya, masih banyak orang membutuhkan bantuan ini.
"Harapan saya semoga lebih diperbanyak KPM-KPM yang bisa menerima bantuan. Soalnya saya lihat lebih banyak orang-orang yang membutuhkan lebih banyak ketimbang sekarang, masih kurang," tutur Adam.
Usaha keras para petugas Kantorpos untuk mengantarkan bantuan ini tidak sia-sia. Telah banyak KPM yang terbantu dan merasakan manfaat dari bansos yang disalurkan.
Salah satunya, KPM bernama Janadi. Pria yang bekerja sebagai petugas keamanan alias linmas-hansip ini mendapat bantuan sebesar Rp1.525.000.
"Saya dapat bantuan ini dari pemerintah, alhamdulillah. Terbantu juga buat kebutuhan anak sekolah," katanya.
Janadi juga senang karena bantuan ini didapat dengan mudah. Ia mengaku tidak dipersulit oleh petugas Kantorpos. "Fotokopi KTP, KK, surat pengantar SKTM. Enggak begitu lama dan mudah prosesnya," tutur Janadi.
"Saya terima kasih kepada Kantorpos yang telah banyak membantu saya, meringankan beban saya. Terima kasih juga kepada pemerintah atas bantuannya," ucapnya.
Rasa syukur juga dilontarkan KPM lainnya, Sri Wigati. Ia mengaku senang bisa mendapat bantuan sebesar Rp825.000 dari pemerintah.
"Bantuannya bermanfaat untuk keluarga saya dan keluarga saya terima kasih banyak pemerintah yang sudah sudi menyalurkan bantuan ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan," kata Sri.
Editor: Kastolani Marzuki