Polres Sukabumi Bongkar Kasus TPPO Modus Kawin Kontrak ke China, 2 Perekrut Ditahan

SUKABUMI, iNews.id - Satreskrim Polres Sukabumi Kota mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus perekrutan tenaga kerja dan kawin kontrak ke luar negeri, tepatnya ke China. Dalam pengungkapan ini, polisi mengamankan dua tersangka yang diduga kuat sebagai pelaku utama.
Kasus ini bermula dari laporan polisi nomor LP/B/451/IX/2025/SPKT/POLRES SUKABUMI KOTA/POLDA JAWA BARAT tertanggal 9 September 2025.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan dua tersangka berinisial Y dan A, warga Kabupaten Cianjur, telah diamankan dan ditahan di Rutan Dittahti Polda Jabar sejak 26 September 2025. Keduanya berperan sebagai perekrut korban dan fasilitator keberangkatan ke luar negeri.
“Modus operandi para tersangka, yaitu merekrut korban perempuan asal Kabupaten Sukabumi dengan iming-iming pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di China dengan gaji antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan,” ujar Hendra, Selasa (14/10/2025).
Setelah berhasil merekrut, korban diarahkan membuat paspor di Bogor. Namun sebelum berangkat, korban disekap di rumah seseorang berinisial YF alias A, lalu dipaksa menikah kontrak dengan warga negara China berinisial TTC.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Ade Sapari menjelaskan, dalam praktik kawin kontrak tersebut korban dijanjikan mahar sebesar Rp40 juta, namun kenyataannya hanya menerima Rp25 juta.
“Bahkan, korban diduga mengalami kekerasan seksual oleh warga asing tersebut dan tidak dipulangkan ke Indonesia sesuai perjanjian awal,” kata Ade.
Sementara itu, kedua tersangka diketahui memperoleh keuntungan sebesar Rp2,5 juta dari biaya transportasi dan akomodasi selama proses perekrutan dan pengiriman korban ke luar negeri.
Polisi mengidentifikasi korban berinisial RR seorang pelajar yang juga bekerja sebagai buruh pabrik di Cikembar, Sukabumi. Korban direkrut dengan janji penghasilan tinggi di luar negeri, namun justru menjadi korban perdagangan manusia.
Dalam penyidikan, polisi telah memeriksa delapan saksi, termasuk keluarga korban, rekan kerja, pihak Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sukabumi, dan Kantor Imigrasi Bogor.
Dari tangan pelaku, penyidik menyita sejumlah barang bukti, di antaranya satu lembar printout paspor atas nama korban, empat lembar foto terlapor, satu unit handphone, dan dua dompet kulit.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, dengan ancaman pidana penjara minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun serta denda hingga Rp600 juta.
Penyidik Polda Jabar masih memburu tiga tersangka lain yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), yakni I alias AI, YF alias A dan LKS alias KG. Selain itu, kepolisian juga terus berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di China untuk memulangkan korban RR ke tanah air secepatnya.
Editor: Donald Karouw