Pemuda di Garut Buka Usaha Kopi dengan Konsep Beda, Espresso Dijual Keliling

GARUT, iNews.id - Konsep berjualan keliling kopi racik ala coffe shop atau kedai kopi menjadi tren di Kabupaten Garut. Salah satu yang membuat konsep berbeda menyuguhkan kopi di kedai atau kafe adalah Abdul Kodir.

Kopi yang dia jual bukan kopi instan atau kopi sachet. Dengan sepeda motornya, Abdul Kodir menjual kopi berjenis arabika dan espresso dari sejumlah kopi Garut yang diracik layaknya buatan barista. 

Baca Juga

Warga Cimahi Rela Antre demi Beras Rp8.500 per Kg, Tak Peduli Berdesakan Berjam-jam

Pemuda asal Bayongbong, Garut, itu menjajakan kopi buatannya dengan sepeda motor Honda Astrea Legenda keluaran tahun 2002. Motor ini dia permak sedemikian rupa layaknya warung kopi. 

Pada bagian jok, pemuda berusia 24 tahun itu memasang rangkaian kotak kayu untuk menyimpan bahan serta peralatan menyeduh kopi. Dibantu seorang teman, Abdul Kodir hanya membutuhkan waktu dua hari untuk menyulap motor bebeknya. 

Baca Juga

3 Pencuri Bobol Kantor Pengiriman Barang di KBB, Wajah Pelaku Terekam Jelas

"Ide jualan ini terinspirasi ketika saya sedang di Bekasi. Di sana saya bertemu dengan penjual kopi menggunakan sepeda motor di pinggir jalan," ujar Abdul Kodir kepada kepada MPI, Minggu (12/3/2023). 

Setiap Sabtu dan Minggu pagi, Abdul Kodir memilih membuka layanan kopinya di lintasan jalan kecil kawasan Terasering Barugantung. Berlokasi di desa Sukamanah, Kecamatan Bayongbong, area tersebut merupakan sengkedan di atas bukit penuh tanaman bawang merah dengan suguhan pemandangan indah Gunung Cikuray. 

Baca Juga

Kelompok Disabilitas di Cimahi Pantang Menyerah, Sukses Raup Cuan dari Bertani

Tempat ini pun menjadi salah satu destinasi wisata gratis yang tengah viral. "Awalnya saya cuma bikin konten di sini. Setelah diunggah ke media sosial, gak disangka banyak yang memburu dagangan saya ke sini," katanya. 

Abdul Kodir mengaku sudah menjadi pencinta kopi sejak tahun 2018. Saking sukanya kepada kopi, dia mencicil berbelanja beberapa peralatan meracik kopi agar bisa membuat kopi kapan saja di rumah. 

Hingga kemudian, fasilitas mengolah kopi yang dimilikinya itu menjadi pembuka jalan untuk merintis usaha baru. Tepatnya setelah Abdul Kodir memutuskan pulang kampung ke Garut karena bisnis online pakaian dan peralatan gunung yang digelutinya selama tinggal di Bandung tak kunjung berkembang. 

"Apalagi teman saya banyak yang menyukai kopi dan berbisnis juga di bidang kopi. Alasan ini menjadi penguat saya untuk memulai berjualan kopi daripada hanya diam di rumah," tutur pria yang pernah menjadi fotografer wedding itu. 

Kendati bukan seorang barista yang sedang atau pernah bekerja di kafe, bakat otodidak membuatnya memiliki keterampilan dalam hal meracik kopi. Terbukti dia sudah mempunyai banyak pelanggan dari berbagai kalangan usia. 

"Awal jualan pelanggan saya kebanyakan anak muda, tetapi sekarang ini ada juga dari usia bapak-bapak," ujarnya. 

Selain di Barugantung, Abdul Kodir kerap mangkal di sekitar Stasiun Garut pada malam hari. Dengan mematok harga kisaran Rp10.000-12.000, dia menyuguhkan beragam jenis kopi Garut antara lain Arabika dari Papandayan dan Kamojang. Untuk espresso diambil dari Cikuray. 

Saat melayani pelanggan, dia memberi pilihan kopi yang telah digiling atau masih berbentuk biji kopi. Tentunya jika pelanggan memilih biji kopi, Abdul Kodir mesti menggiling terlebih dahulu. 

"Alat penggiling biji kopi juga tersedia, selalu saya bawa di motor. Jika ada yang mau biji kopi, ya tinggal digiling saja," ucapnya. 

Memberi nama Pak Deh Kopi untuk nama warung kopi kelilingnya, Abdul Kodir memiliki harapan lain agar usahanya ini mampu bertahan. "Kedepannya saya ingin mempunyai kedai kopi dan akan tetap menerapkan konsep kopi motoran ini," ucapnya. 

Editor: Asep Supiandi