Pelestarian Seni Tradisional Sunda, Reak Kuda Renggong Meriahkan Helaran Budaya di Bandung
BANDUNG, iNews.id - Reak dan kuda renggong memeriahkan helaran budaya di Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Acara ini merupakan upaya melestarian seni tradisional Sunda di Bandung yang digagas Ganjar Muda Padjajaran (GMP), relawan Bacapres yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo.
Ratusan warga Kabupaten Bandung tumpah ruah di lokasi acara pada Minggu (8/10/2023). Mereka menggemari seni tradisional warisan leluhur tersebut.
Pironi mengatakan, sangat terhibur dengan pertunjukan tersebut. Reak dan kuda renggong merupakan kesenian yang mulai jarang ditampilkan.
"Ini bentuk pelestarian seni budaya tradisional. Masyarakat terhibur oleh kegiatan yang digelar Ganjar Muda Padjajaran ini. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini (pelestarian seni tradisional) terus berlangsung," kata Pironi.
Dia mengapresiasi relawan GMP. Sebab, selain menghibur, helaran budaya juga menjadi ajang silaturahmi warga. "Warga bisa saling berinteraksi. Yang datang sangat banyak. Antusiasme warga menyaksikan seni reak dan kuda renggong, masih tinggi," ujar Pironi.
Sementara itu, Koordinator Nasional GMP Rendra Wibawa Setiawan mengatakan, GMP menggandeng paguyuban kesenian Jawa Barat untuk menggelar pertunjukan ini.
"Kami sudah berkali-kali melakukan kegiatan bersama seniman dan budayawan di Jawa Barat. Ini adalah kegiatan yang kesekian kali," kata Koordinator Nasional GMP.
Rendra Wibawa Setiawan menyatakan, reak dan kuda renggong merupakan kesenian tradisional Sunda yang hampir punah akibat tergerus kemajuan zaman dan jarang ditampilkan.
"Kami berharap, pertunjukan ini jadi cara untuk melestarikan kesenian reak dan kuda renggong. Menurut saya, menjaga kelestarian kesenian dan budaya daerah merupakan tanggung jawab bersama," ujar Renda Wibawa.
"Seni dan budaya ini adalah jati diri bangsa. GMP bekerja sama dengan para tokoh seni dan budaya, salah satu cara untuk meng-Ganjarkan Jawa Barat. Kami juga ingin seni budaya tradisional ini tetap ada, tetap lestari," tutur dia.
Editor: Agus Warsudi