Pandemi Korona, Gubernur Jabar Cemaskan Pertandingan Persib Bandung-PSS Sleman

BANDUNG, iNews.id – Status pandemi virus korona menimbulkan kecemasan masyarakat terhadap penyebarannya, terutama di tempat-tempat keramaian. Salah satunya dalam pertandingan-pertandingan olah raga, seperti sepak bola.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian menyusul rencana pertandingan antara Persib Bandung dengan PSS Sleman Yogyakarta, pada Minggu (15/3/2020) lusa. Pertandingan akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Menurut Gubernur Jabar M Ridwan Kamil, dengan banyaknya masyarakat berkumpul, maka kegiatan yang potensinya cukup besar untuk penyebaran Covid-19 lebih baik dihindari. Termasuk pertandingan sepak bola. Namun, salah satu rekomendasinya ini akan dirapatkan dengan kepolisian.
“Tapi kalau boleh menyarankan potensi yang besar seperti itu dihindari. Bahkan di liga-liga di Eropa pun pertandingan tetap dilaksanakan tapi tanpa penonton, cukup nobar di rumah masing-masing,” kata Ridwan Kamil usai Rapat Penanganan Covid-19 di Gedung Sate, Jumat (13/3/2020), sebagaimana dikutip dari situs Pemprov Jabar.
Menurut Gubernur, usulan-usulan agar masyarakat tidak berkumpul dengan jumlah banyak, seperti istigasah, pengajian-pengajian yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat, juga akan dikaji secepatnya. Pemprov Jabar segera mengambil keputusan.
“Poin kita adalah waspada, tapi rasional, selama belum ada ukuran-ukuran yang menghkawatirkan kita juga tidak ingin ada ekonomi tiba-tiba berhenti tidak ada pergerakan, kan kasihan. Dalam satu dua hari ini tentunya kami akan ambil keputusan yang baik,” katanya.
Gubernur juga menyatakan, sesuai Rapat Penanganan Covid 19 di Jawa Barat Melalui Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko Penularan dan Pengendalian Infeksi Covid 19, pihaknya telah siaga dalam ketahanan pangan. Pemerintah memberikan perhatian khusus terutama untuk masyarakat yang daya belinya rendah.
“Kami siaga terkait ketahanan pangan, terutama untuk kaum dhuafa yang daya belinya rendah. Jangan sampai oleh gejolak harga, oleh sebuah situasi mereka terkorbankan dua kali,” ujar Gubernur.
Editor: Maria Christina