get app
inews
Aa Text
Read Next : Catat 28 Lokasi Shalat Id yang Digelar Muhamamadiyah di Kota Bandung

Pameran Archaelogical Forms Digelar di Bantul DIY, Ada Seniman Neo-Cubism Bandung

Jumat, 08 Juli 2022 - 17:39:00 WIB
Pameran Archaelogical Forms Digelar di Bantul DIY, Ada Seniman Neo-Cubism Bandung
Pameran lukisan bertema "Archaelogical Forms" di Bantul, DIY. Seniman lukis neo-cubism asal Kota Bandung, Tondi Hasibuan memamerkan karyanya di pameran ini. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNews.id - Tondi Hasibuan, seniman lukis Kota Bandung bergaya neo-cubism, memamerkan karyanya di pameran "Archaelogical Forms" di Kersan Art Foundation, Jalan AS Samawat Nomo 154  RT 02/06 Desa Kersan, Tirtonirmolo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pameran ini akan berlangsung selama satu bulan dari 7 Juli hingga 7 Agustus 2022.

Selain Tondi Hasibuan, seniman yang juga memamerkan karyanya di "Archaelogical Forms" adalah seniman Yogyakarta Lenny Ratnasari Weichert dan Michal Avrech asal Haifa, Israel. Pembukaan pameran yang dikuratori oleh Frigidanto Agung, akan digelar pada Sabtu 16 Juli 2022 pukul 16.00 WIB.

Frigidanto Agung, kurator pemeran mengatakan, karya-karya yang dipamerkan, wujud pemikiran tentang bentuk yang secara arkeologis dikenal sehari-hari. Pameran lukisan ini menyatukan bentuk-bentuk arkeologis itu digunakan dalam lukisan, lanskap.

"Sebagai satu kesatuan bentuk, yang bersatu di ruang terbuka. Alam seperti yang kita kenal.  Lingkaran atau lingkaran yang kita jumpai di pohon selalu diukur dengan keliling batang, ketika mempersepsikan ukuran pohon," kata Frigidanto Agung.

Refleksi bentuk, bulat, segitiga, dan bujur sangkar, ujar Frigidanto Agung, menjadi dasar pemikiran, baik secara langsung maupun tidak, ketika mengonsep sebuah karya seni atau sastra. Penggunaan bentuk selalu terjadi dalam seni lukis. 

"Terlihat saat kita melukis gunung, bentuk segitiga menjadi dominan. Sedangkan saat membuat lingkaran dalam, terbentuklah lingkaran. Sengaja atau tidak, bentuknya menjadi sesuatu yang dilukis di atas kanvas atau kertas, bentuk tunggal dan jamak," ujarnya.

Frigidanto Agung menuturkan, proses melihat bentuk didasarkan pada pola geometris yang dirancang sedemikian rupa dalam analisis visual. Sehingga dapat dilihat bagaimana penggunaan bentuk-bentuk tersebut dalam lanskap, seperti pemandangan alam atau kota, dapat ditemukan dalam berbagai bentuk.  

"Penyatuan bentuk menjadi satu kesatuan yang lebih besar diartikan sebagai bentuk jamak, susunan besar yang tersusun dari bentuk tunggal.  Sedangkan bentuk tunggal adalah bentuk yang terlihat utuh sesuai bentuk aslinya," tutur Frigidanto Agung.

Hal ini membuat bentuk singular terlihat dalam bentuk alam semesta.  Bentuk awal menentukan bagaimana alam semesta terbentuk menjadi formasi selanjutnya. Dalam pameran ini, bentuk-bentuk itu menjadi pengamatan yang intens karena memiliki keterkaitan arkeologis. 

Terutama lingkaran, segitiga, dan abstraksi yang biasanya terdapat pada lukisan. "Lenny Ratnasari Weichert, Michal Avrech, dan Tondi Hasibuan, tiga seniman ini menunjukkan pola bentuk arkeologis dalam karya-karyanya," ucapnya.

Meskipun abstraksi terlihat pada karya lukis Tondi Hasibuan, ujar Frigidanto Agung, dalam lukisan bertemakan pemandangan, ada kecenderungan menampilkan bentuk segitiga. Sedangkan Lenny menampilkan lingkaran warna-warni dengan frontal. 

Sementara itu, Michal Avrech menempatkan lukisan pemandangan pegunungan, baik dataran rendah, tinggi, maupun miring dalam lukisannya, yang mengandung posisi arkeologi sebenarnya.  Ketiga seniman mengungkapkan basis arkeologi.

“Pameran “Bentuk Arkeologi” sebagai tema pameran ini mengungkapkan kedalaman apa yang disajikan dalam karya mereka secara mendasar. Jelas refleksi pemikiran bentuk sangat kuat,” tutur Frigidanto Agung.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut