get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Kecamatan Terdampak Gelombang Pasang, Pemkab Indramayu Kaji Relokasi Warga

Ngeri! Cerita Warga Tertimpa Puing Rumah Roboh Diterjang Gelombang Tinggi di Indramayu

Senin, 02 Januari 2023 - 13:55:00 WIB
Ngeri! Cerita Warga Tertimpa Puing Rumah Roboh Diterjang Gelombang Tinggi di Indramayu
Ombak 3 meter memorakporandakan rumah warga di pesisir Pantai Eretan, Indramayu. (FOTO: iNews/TOISKANDAR)

INDRAMAYU, iNews.id - Cerita mengerikan dituturkan warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu saat tertimpa rumah roboh akibat diterjang gelombang tinggi. Saat kejadian, korban tidak sempat menyelamatkan diri.

Sutiah (50), warga Desa Eretan Kulon Blok Kebon I, yang berhasil lolos dari maut meski tertimpa material bangunan rumahnya. "Alhamdulillah, saya selamat dari maut. Padahal waktu itu saya berpikir akan mati dan tidak mungkin selamat," kata Sutiah ditemui di tempat pengungsian Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Minggu (1/1/2023).

Sutiah menceritakan kronologi kejadian gelombang tinggi memporak-porandakan rumahnya yang berjarak satu meter dari laut hingga dirinya lolos dari maut.

"Ombak besar itu terjadi pada Sabtu 31 Desember 2022 pukul 04.00 WIB. Waktu itu saya di rumah berdua sama suami habis beres-beres perkakas untuk ditaruh ke bagian rumah yang lebih tinggi, karena saat itu air sudah menggenangi lantai rumah. Ketika saya mau ngambil baju, terus tiba-tiba ombak datang sangat besar sekali, kemudian menghantam rumah saya hingga roboh," ujar dia.

Material rumahnya yang roboh itu menimpa tubuh Sutiah hingga ia tertimbun. Suami Sutiah yang lolos dari reruntuhan pun seketika panik saat menyadari istrinya terjebak diantara puing-puing bangunan.

"Punggung dan kepala saya tertimpa material bangunan rumah yang sudah rata dengan tanah, saat itu saya benar-benar sudah tidak bisa keluar," tutur Sutiah.

Sutiah sempat berpikir tidak mungkin selamat. Ia pun kemudian meminta suaminya yang saat itu berupaya menolongnya seorang diri untuk segera pergi dan jangan pedulikan dirinya.

"Saya sudah berpikir saya sudah tidak mungkin selamat, makanya saya suruh suami saya untuk pergi menyelamatkan diri dan jangan pedulikan saya. Tapi suami saya gak mau, dia tetap ingin menemani dan mencoba menolong saya," ucapnya.

Akan tetapi, Sutiah pun tidak mau menyerah dengan kondisi yang dialaminya saat itu. Ia pun akhirnya berjuang untuk keluar dari reruntuhan rumah dengan menggerakkan tubuhnya perlahan dan menyingkirkan puing bangunan sedikit demi sedikit dibantu oleh suami setianya.

"Dengan perasaan yang campur aduk, saya coba keluar dan menggeser puing-puing yang menghalangi tubuh saya, dibantu suami yang dari tadi menemani saya," ujar Sutiah.

Sutiah pun akhirnya berhasil mengeluarkan seluruh tubuhnya dari reruntuhan. Ia bersama suaminya langsung bergegas meninggalkan lokasi rumahnya yang sudah rata dengan tanah itu untuk mencari lokasi aman.

"Alhamdulillah, pas kami sudah sampai jalan raya pantura sudah banyak petugas. Kamipun akhirnya ditolong, lalu dievakusi ke tempat pengungsian ini," tutur dia.

Sutiah mengatakan, akibat bencana itu, keluarganya sudah tidak mempunyai apa pun. Harta benda yang dimiliki hilang dihantam gelombang. "Sekarang saya sudah tidak punya apa-apa lagi. Rumah saya sudah rata dengan tanah, pakaian juga tidak ada. Aapalagi uang," ucap Sutiah.

Saat ini, Sutiah dan suaminya terpaksa tinggal sementara di tempat pengungsian di Balai Desa Kertawinangun, Kecaman Kandanghaur, bersama ratusan warga lainnya. "Untuk sementara saya tidur di pengungsian ini sama suami, sedangkan anak-anak dan cucu-cucu saya tidur di rumah saudara," ujar dia.

Sutiah berharap, ada bantuan pemerintah untuk dapat membangun kembali rumahnya yang saat ini sudah porak-poranda akibat diterjang ombak.

Diketahui, gelombang tinggi yang melanda pesisir Kabupaten Indramayu dalam lima hari terakhir mengakibatkan sejumlah desa di lima kecamatan terendam banjir rob. Sebanyak 2.095 rumah terendam, 21 rumah di antaranya ambruk, dan 16 rumah rusak ringan. Selain itu, 7 sarana pendidikan dan 9 sarana ibadah juga turut terendam banjir. Sedikitnya 879 warga mengungsi ke sejumlah tempat aman.

Tentu hal itu menyisakan berbagai kisah duka dari para korban. Tak sedikit cerita pilu puluhan warga yang harus kehilangan rumah dan entah bagaimana kelangsungan hidup setelahnya, karena harta mereka habis tersapu gelombang tinggi yang mencapai 3 meter.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut