Nakes Puskesmas di Bandung Terpapar Covid-19, Pelayanan Kesehatan Tetap Jalan
BANDUNG, iNews.id – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bandung tak menutup salah satu puskesmas meski terdapat tenaga kesehatannya (Nakes) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Alasannya pelayanan kesehatan menjadi suatu yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Ketua Harian GTPP Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, jika melihat dari perspektif pelayanan yang menjadi kebutuhan, maka tidak perlu sampai menutup puskesmas.
"Terpenting, orang yang terpaparnya segera kita amankan, lalu mengisolasi mandiri. Kalau bergejala (isolasi) di rumah sakit, kalau tidak bergejala isolasi mandiri di non-rumah sakit," kata dia.
Menurut dia, siapapun baik nakes (tenaga kesehatan) atau masyarakat, pasti akan segera dilakukan penanganan. Namun, biasanya kalau nakes itu diprioritaskan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA).
Menurutnya, tenaga kesehatan diprioritaskan untuk isolasi di RSKIA, agar lebih cepat pulih. Sehingga bisa kembali melayani masyarakat. "Tapi saya belum tahu ada delapan orang atau lain sebagainya. Saya menerima laporannya tidak detail, masyarakat berapa, nakes berapa. Tapi berdasarkan jumlah sekian dan tambahannya," katanya.
Ema mengatakan, puskesmas tetap harus beroperasi karena jika puskesmas ditutup, maka masyarakat akan kesulitan jika membutuhkan pelayanan. "Terpenting cepat sterilisasi, protokol kesehatan diketatkan baik petugas yang bekerja di sana, maupun masyarakat yang masuk mendapatkan pelayanan," ucapnya.
Ema mengatakan, jika ada kasus nakes yang terpapar Covid-19, tidak diumumkan lokasinya. Hal itu agar tidak ada stigma terhadap pelayanan puskesmas tersebut.
"Jadi ini ranahnya abu-abu, berbicara proses penanganan Covid-19, siapa pun dengan profesi apa pun. Misalnya saya kena, berarti orang terdekat saya seperti ajudan, supir, dan keluarga. Nakes pun sama, dilacak, kemarin yang berinteraksi dengan siapa saja," katanya.
Editor: Asep Supiandi