Momentum Tahun Baru Islam, Muhammadiyah Jabar Harap Pilpres 2024 Tak Pecah Belah Umat
BANDUNG, iNews.id - Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jabar beraharap Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak memecah belah umat. Umat IsIam menjadikan momen Tahun Baru Islam 1445 Hijriah untuk menguatkan ukhuwah menjelang kontestasi politik tersebut.
Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar Iu Rusliana mengatakan, refleksi Tahun Baru Islam 1445 H, dia mengajak umat Islam untuk menguatkan ukhuwah, mengingat suasana Pemilihan Presiden 2024 sangat terasa. Bagi Muhammadiyah, urusan politik itu adalah urusan muamalah.
"Jadi sikapi (Pilpres 2024) dengan biasa saja. Berpikir jernih dan hindari terjebak dalam hoaks yang menyebabkan perpecahan antarumat karena perbedaan dukungan politik. Hanya karena perbedaan sikap politik, banyak yang terpecah. Mari dewasa dalam berpolitik, gunakan hak politik dengan baik," kata Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar.
Iu Rusliana mengajak masyarakat mejadi pemilih cerdas, teliti, pelajari visi misi, program, dan kemungkinan realisasi program. Lihat manfaat dan mudharatnya bagi umat dan bangsa.
"Tak hanya pemilihan presiden, akan ada pemilihan DPR, DPRD, DPD dan pemilihan kepala daerah. Sikap dewasa berpolitik di kalangan umat sangat dibutuhkan. Dukungan politik dan sikap politik aktif sangat diperlukan, namun jangan karena perbedaan, saling menafikan dan menghinakan," ujar Iu Rusliana.
Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar juga mengajak umat Islam untuk melakukan refleksi bersama terkait pencapaian dan kemajuan umat Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Harus diakui, umat Islam masih banyak tertinggal, khususnya di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Di bidang pendidikan, tingkat pendidikan umat masih rendah, padahal mencari ilmu itu wajib. "Dengan ilmu, manusia mendapatkan panduan, cahaya, keluar dari kebodohan dan kemiskinan," tutur dia.
Muhammadiyah, kata Iu Rusliana, sejak awal berfokus kepada dakwah pendidikan, dengan mendirikan sekolah, termasuk lembaga pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Ini bukti nyata dakwah, membantu pemerintah untuk memastikan meratanya akses dan kesempatan belajar bagi semua anak usia sekolah.
"Dari sisi sosial ekonomi, kita tahu, umat masih banyak yang kekurangan. Muhammadiyah mengembangkan berbagai program penguatan sosial ekonomi, dimulai dengan panti asuhan, Lazismu dan yang lainnya. Dari sisi ekonomi pula, Muhammadiyah mendirikan berbagai lembaga ekonomi yang menopang," ucap Iu Rusliana.
Editor: Agus Warsudi