Momentum HUT Kemerdekaan RI, Bupati Nina Ajak Masyarakat Wujudkan Indramayu Bermartabat
INDRAMAYU, iNews.id - Pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun telah meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan masyarakat. Denyut perekonomian seakan terhenti, berganti dengan teror virus yang menyerang tanpa memandang latar belakang korbannya.
Pemerintah mulai di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, bersama jajaran masing-masing, berjibaku mengatasi pandemi dan dampak yang ditimbulkannya. Upaya itu pun mendapat dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, seperti ulama, kiai, tokoh masyarakat, termasuk sektor swasta.
Melalui berbagai program, pemerintah berusaha menyelamatkan masyarakat dari virus Covid-19 dan menata kembali sendi-sendi kehidupan masyarakat agar bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Pada momentum Hari Kemerdekaan RI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina Da’i Bachtiar telah menjalankan berbagai program unggulan demi terwujudnya Indramayu Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur, dan Hebat (Bermartabat).
Salah satunya adalah program Perempuan Berdikari (Pe-ri), yakni, sebuah program pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada perempuan purna-pekerja migran Indonesia (PMI) asal Indramayu.
Program itu diberikan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, pendampingan dan fasilitasi akses permodalan melalui perbankan, yaitu, Bank Jabar dan Banten (bjb) Cabang Indramayu dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu.
Nina mengakui, Kabupaten Indramayu merupakan daerah kantong PMI di Provinsi Jawa Barat, bahkan nasional. Minat masyarakat Indramayu untuk bekerja ke luar negeri memang tinggi. Dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019, jumlah PMI asal Kabupaten Indramayu 21.678 orang, terdiri atas 2.673 laki-laki dan 19.005 perempuan. Jumlah yang hampir sama juga selalu terjadi setiap tahun sebelum pandemi, terutama pada 2016, 2017, dan 2018.
Pada 2020, terjadi pandemi Covid-19 dan penutupan di sejumlah negara penempatan, membuat jumlah PMI asal Indramayu turun menjadi 5.287 orang, terdiri atas 1.016 laki-laki dan 4.271 perempuan.
Begitu pula pada 2021, jumlah PMI asal Indramayu mencapai 3.618 orang, yang terdiri dari 565 laki-laki dan 3.053 perempuan. Tingginya jumlah PMI itu otomatis menambah jumlah purna PMI setiap tahunnya, terutama perempuan purna PMI.
Untuk itu, hal tersebut harus diimbangi dengan upaya pelatihan kewirausahaan terhadap para perempuan purna PMI. Diharapkan, mereka mampu berdikari melalui pemberdayaan ekonomi.
‘’Pemkab Indramayu berharap tidak selamanya perempuan Indramayu harus bekerja di luar negeri. Ketika sudah memperoleh penghasilan cukup, kiranya dikelola secara mandiri di negeri sendiri,’’ kata Bupati Nina.
Program Pe-ri pun telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026. Dengan satu paket pelatihan kewirausahaan per 20 orang peserta per desa. Diharapkan pada empat tahun ke depan akan tercipta 6.340 wirausahawan baru dari para perempuan purna-PMI yang tersebar di 317 desa di 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.
Pada 2021, pelatihan kewirausahaan telah dilaksanakan di 12 desa. Sedangkan pada 2022, program Pe-ri menyasar 32 desa. Selain tata boga, pelatihan yang diberikan ada pula tata rias dan kecantikan serta lainnya disesuaikan dengan minat, bakat, dan potensi di wilayah setempat.
Tak hanya Pe-ri, Pemkab Indramayu juga menjalankan program unggulan lain, yakni Kredit Usaha Kecil (Kruwcil). Program itu memberikan kredit kepada warung kecil dan UMKM untuk mendorong perekonomian mereka. Program tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan Bank Prekreditan Rakyat Daerah dan Bank BJB, yang nilainya mulai dari Rp 500.000 sampai dengan Rp5 juta.
Selain pelatihan kewirausahaan dan bantuan modal, Pemkab Indramayu juga memiliki program unggulan lain untuk lebih membangkitkan perekonomian masyarakat, yakni, Lebu Digital (Le-Dig). Le-Dig adalah sebuah program untuk mewujudkan Smart Village atau Desa Cerdas dengan melakukan pemasangan WiFi di setiap balai desa.
Program Le-Dig sudah diterapkan di Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder, yang merupakan desa digital pertama di Kabupaten Indramayu. Penerapan digitalisasi telah terbukti mampu mendongkrak perekonomian masyarakat setempat dan mempermudah pelayanan pemerintahan desa.
Bahkan, Kepala Desa Cangkingan Didi Wahyudi, menjadi satu-satunya kepala desa di Indonesia, yang diberi kesempatan untuk menjadi narasumber dalam forum Think20 (T20) untuk menuju Group of Twenty (G20) di Bandung, Rabu (27/7/2022) lalu.
Dalam kesempatan itu, Didi Wahyudi memaparkan pemanfaatan desa digital secara ekonomi. Program Le-Dig itu terintegrasi dengan program unggulan lain yang diluncurkan Bupati Nina, yaitu, Indramayu Cepat Tanggap (I-Ceta).
Program I-Ceta menawarkan solusi pertolongan pertama permasalahan kemanusiaan dan kedaruratan. Dalam program itu, warga dapat melapor melalui nomor telepon langsung (Hotline), atau melapor melalui media sosial melalui saluran WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Program itu pun berkaitan erat dengan program unggulan Dokter Masuk Rumah (Dokmaru). Yakni, program layanan kesehatan yang menghadirkan bentuk pelayanan langsung ke rumah warga. Dalam program tersebut, dokter di puskemas yang datang ke rumah warga yang membutuhkan pertolongan kesehatan.
Capaian kegiatan program Dokmaru periode Maret 2021 - Juli 2022, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Jumlah panggilan masuk melalui PSC 119 = 1259 panggilan, dengan rincian 84 kasus emergency, 575 kasus non emergency dan 600 kasus pelayanan informasi.
2. Panggilan yang diteruskan oleh PSC 119 ke Dokmaru Puskesmas = 655 kasus.
3. Panggilan/laporan kasus masuk dari Non PSC (langsung ke Dokmaru Puskesmas) = 1980 panggilan/laporan
4. Jumlah kasus yang ditindaklanjuti oleh Dokmaru Puskesmas = 2.632 kasus, terdiri dari 630 kasus emergency dan 2002 kasus non emergency.
5. Jumlah kasus yang dirujuk = 411 kasus.
Bupati Indramayu Nina Agustina menyatakan, program Dokmaru merupakan ikhtiar Pemkab Indramayu dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sektor kesehatan. Program itu dinilai terobosan dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
‘’Dengan kondisi masyarakat sehat maka dapat menekan beban biaya hidup yang seharusnya untuk berobat ke dokter. Dengan menghadirkan dokter, biaya itu dapat dialihkan untuk keperluan beban hidup lainnya,’’ ujar Bupati Nina.
Dalam program unggulan lainnya, Nina juga sangat memperhatikan bidang pendidikan. Untuk itu, diadakan program Kejar Paket (Ja-ket), yang merupakan pendidikan non formal yang meliputi kelompok belajar (Kejar) paket A, B, dan C.
Program itu diselenggarakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) maupun Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di bawah naungan Dinas Pendidikan. Masyarakat Indramayu dapat mengikuti program Ja-ket secara gratis serta mendapat ijazah setara dengan sekolah formal yang diakui oleh negara.
Sejak program itu diluncurkan, ribuan masyarakat Indramayu telah memperoleh ijazah. Kepemilikan ijazah tersebut sangat membantu mereka dalam berupaya memperoleh kehidupan yang lebih baik, salah satunya mendapatkan pekerjaan yang mensyaratkan adanya ijazah pendidikan.
Tak hanya menjalankan program unggulan bagi masyarakatnya, Nina pun membuka pintu lebar-lebar bagi investor menjalankan usaha di Kabupaten Indramayu. Di antaranya dengan memberikan kemudahan regulasi atau syarat bagi investor. ‘’Kita berikan red carpet,’’ tutur Bupati Nina.
Nina Agustina berharap segala upaya dan kerja keras yang dilakukan bersama seluruh jajaran bisa membuat masyarakat Indramayu pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dari pandemi Covid-19. Dengan demikian, bisa mewujudkan Indramayu Bermartabat, yakni Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur, dan Hebat.

Editor: Agus Warsudi