Mengintip Ritual Kiat Damar, Tradisi Jaga Api Jelang Pilkades di Cirebon
CIREBON, iNews.id - Ritual kiat damar atau jaga api masih kental terasa dalam proses pemilihan kepala desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Warga berkumpul sebelum keesokan harinya dilaksanakan pencoblosan.
Dari pantauan iNews pada Sabtu malam (21/10/2023), ritual yang telah dijalankan selama ratusan tahun, melibatkan lebih dari tiga puluh orang kaum sepuh desa. Mereka bersatu untuk menjaga nyala api suci, lengkap dengan sesaji, sebagai bagian dari proses pemilihan kepala desa.
Dalam ritual yang digelar oleh salah satu calon Kepala Desa di Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, tokoh-tokoh yang dihormati ini memasuki panggung kiat damar. Mereka menyalakan api yang ditempatkan di sebelah kursi singgasana calon raja desa.
Tidak hanya itu, sesaji lengkap, termasuk buah-buahan, nasi, lauk-pauk, bunga berbagai macam, tembakau, dan air berwarna-warni, tersaji di bawah kursi yang akan diduduki oleh calon kepala desa saat pencoblosan.

Lebih dari tiga puluh orang sepuh desa ini bertugas menjaga agar api tetap menyala hingga esok pagi. Mereka dengan penuh khidmat menyirami kemenyan agar asap yang dihasilkan mengeluarkan aroma wewangian.
"Ini yang terlibat ada 30 orang. Tugasnya membakar menyan. Kan di sini ada kepercayaan berdoa atau zikir yang memakai wangi-wangian," ucap tokoh masyarakat Hadi, Sabtu (21/10/2023).
Konon, api dan aroma khas dari kemenyan ini diyakini dapat menarik simpati dari penonton maupun pendukung, memperkuat dan memantapkan pilihan mereka. Selama ritual kiat damar berlangsung, calon kepala desa tidak diizinkan meninggalkan rumahnya dan terus berkonsentrasi dalam dzikir di kamarnya.
"Kan ini sebagaian kepercayaan yang memang kegiatan ini kan banyak yang lihat. Malam ini sampai jam malam orang pada lihat jadi karena ini percayaan kalau melihat terus merinding ini ada potensi bahwa calon (kades) yang dilihat itu berpotensi dipilih," ujarnya.
Tradisi yang telah ada sejak berabad-abad ini masih dijaga dengan ketat oleh sebagian besar desa yang menggelar pemilihan kepala desa. Bahkan, kursi yang pada saat ritual ditutup dengan kain harus berusia tua sebagai pengantar calon raja yang akan menduduki singgasana di balai desa.
Sebagian besar calon kepala desa yang melaksanakan pemilihan serentak menggelar ritual kiat damar di rumah mereka masing-masing. Api yang dinyalakan sejak waktu Isya akan dipertahankan agar tetap menyala hingga saat pencoblosan tiba. Berdasarkan keyakinan masyarakat, api yang menyala besar dan aroma wewangian yang kuat dapat mendorong warga untuk menetapkan pilihan mereka.
Editor: Nani Suherni