Megaproyek PLTS Terapung Waduk Cirata Akan Serap Pekerja Lokal dari KBB dan Purwakarta
BANDUNG BARAT, iNews.id - Kehadiran megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di kawasan Waduk Cirata diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lokal. Pasalnya PLTS yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Purwakarta itu dipastikan membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
"Warga dan pengusaha lokal di sini tentunya ingin dikibatkan dalam pembangunan PLTS, sehingga bisa mengurangi pengangguran dan membantu meningkatkan ekonomi pascapandemi Covid-19," kata Kepala Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, KBB, Toha Solihin, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, pemerintah pusat sudah merencanakan pembangunan PLTS ini sejak tahun lalu. Hanya karena ada pandemi Covid-19 program tersebut sempat terhenti. Proyek strategis nasional ini kerja sama dengan pihak Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) dan mampu menghasilkan listrik hingga 145 Megawatt (MW).
PLTS Terapung Cirata ini memakai lahan perairan seluas 200 hektare di Waduk Cirata dan berada di enam desa. Yakni Cijati dan Citamiang, dan Karoya Kabupaten Purwakarta, serta Desa Siranagalih, Ciroyom, dan Margalaksana, di KBB. Nilai investasinya kurang lebih sekitar Rp1,8 triliun.
Toha mengatakan, situasi pandemi Covid-19 membuat roda ekonomi masyarakat sangat terpukul. Sehingga dengan rencana kehidaran megaproyek tersebut membuat banyak masyarakat berharap bisa dilibatkan dalam proses pembangunannya.
Sejauh ini, lanjut dia, sejumlah warga dan pengusaha lokal memang telah dilibatkan dalam proyek PLTS tersebut. Dirinya berharap kebijakan tersebut tetap dipertahankan sampai PLTS bisa beroperasi. Sebab banyak pekerja dan pengusaha lokal yang punya skill dan kemampuan untuk pekerjaan yang umum.
"Jadi kita minta prioritaskan dulu warga lokal apalagi untuk pekerjaan-pekerjaan umum, kecuali untuk pekerjaan khusus yang memiliki keahlian tertentu silakan saja dari luar juga," ujarnya.
Ketua Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan (Puskapolekbang), Jawa Barat, Holid Nurjamil menganalisis, investasi yang dikucurkan anak perusahaan PT PLN, yakni PT Pembangkit Jawa- Bali Investasi (PJBI) dengan Masdar, perusahaan BUMN milik UEA sangat besar. Sehingga wajar jika masyarakat lokal harus dilibatkan agar ekonomi warga sekitar kembali tumbuh setelah terpuruk akibat Covid-19.
"Saya kira sudah menjadi tanggung jawab perusahaan dalam melaksanakan pembangunannya dengan melibatkan masyarakat lokal. Apalagi pembangunan PLTS Terapung di Cirata ini menelan anggaran sekitar 129 juta Dollar Amerika," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi