get app
inews
Aa Text
Read Next : Komite Reformasi Kepolisian Bentukan Prabowo Akan Diisi 9 Orang, Mahfud MD Ikut Bergabung

Mahfud MD Sebut Demokrasi Indonesia Mirip Masa Lahirnya Nazisme dan Fasisme 

Rabu, 22 Mei 2024 - 15:18:00 WIB
Mahfud MD Sebut Demokrasi Indonesia Mirip Masa Lahirnya Nazisme dan Fasisme 
Mantan Menkopolhukam Mahfud MD. (Foto: Istimewa)

YOGYAKARTA, iNews.id - Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD menuturkan situasi demokrasi Indonesia saat ini hampir mirip dengan masa-masa lahirnya paham Nazisme dan Fasisme.

Menurut Mahfud, kedua paham ideologi tersebut merupakan sistem pemerintahan yang otoriter namun dibalut dengan demokrasi. Hal itu terjadi karena elit negara yang memanfaatkan legitimasi hukum untuk meraih kekuasaan.

"Kita mungkin sedang menghadapi ancaman hal-hal seperti itu. Karena sekurang-kurangnya, saya sering mengatakan proses-proses ketidakdemokrasian kita sekarang ini ditempuh melalui proses demokrasi, proses melanggar hukum dilakukan melalui pembuatan hukum," kata Mahfud MD dalam peluncuran pusat studi agama dan demokrasi kampus UII, Yogyakarta, Rabu (22/5/2024).

Mahfud menuturkan, praktik hukum di Indonesia saat ini telah bergeser dari the rule of law menjadi the rule by low. Dia mencontohkan, seorang pejabat negara yang ingin berkuasa membuat aturan hukumnya sendiri untuk melegitimasi kepentingan politik pribadi dan kelompoknya. 

Padahal seharusnya, Mahfud berpandangan bahwa praktik hukum yang benar seharusnya hukum dibuat hanya untuk mengatur kepentingan negara dan mengikat masyarakatnya.

"Kalau the rule of law, negara ingin ini (mencapai sesuatu) buatkan hukumnya agar penguasa dan masyarakatnya terikat. Tapi kalau penguasa yang menentukan sesuatu lalu menentukan hukumnya agar segala sesuatu bisa tercapai itu the rule by low," katanya.

Dalam disertasinya yang dibuat pada tahun 1993, Mahfud juga menulis terkait proses hukum yang otoritarian bisa menjadi hukum yang konservatif melalui pencirian pembenaran hukum. Artinya, hukum dibuat oleh penguasa untuk melegalkan praktik-praktik yang seharusnya tidak diperbolehkan.

"Jadi, segala sesuatunya dipositifkan. Dibuatkan hukum positif,alu jalan. Misal, anaknya presiden ingin menguasai perusahaan mobil nasional karena hobi balap, tapi tidak punya modal. Lalu dibuatkan kebijakan secara koruptif, itu positive instrumental, sehingga menjadi benar," ucapnya.

Bahkan kata dia, situasi yang terjadi saat ini jauh lebih halus dari proses lahirnya nazisme dan fasisme. Yang mana dalam catatan sejarah lahirnya nazisme di Jerman dan Fasisme di Italia pada abad ke-20 telah memicu terjadinya perang dunia II. Oleh karena itu, saat ini nazisme dan fasisme dipandang secara negatif bagi sebagian besar penduduk dunia.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut