Mahasiswa Mengaku Dirampok di Stasiun KCIC Bandung Dimintai Uang Rp20 Juta, Ini Faktanya

BANDUNG, iNews.id - Seorang mahasiswa mengarang cerita palsu menjadi korban perampokan di Stasiun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Tegalluar, Kabupaten Bandung. Ceritanya sempat ramai diperbincangkan lewat pesan berantai.
Dalam ceritanya, mahasiswa ini awanya memesan taksi online di Stasiun KCIC selepas turun dari kereta. Di perjalanan, dia menjadi korban perampokan oleh sopir taksi yang sempat akan menusuknya jika tak menyerahkan uang sebesar Rp20 juta.
Namun setelah ditelusuri polisi, kabar yang beredar tersebut fiktif atau hanya karangan saja. identitas korban diketahui bernama Raka, mahasiswa asal Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Dia ternyata sengaja mengarang cerita agar mendapat uang dari orang tuanya.
Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono mengatakan, setelah mengetahui adanya kejadian tersebut, pihaknya langsung menyelidiki bersama petugas gabungan Polda Jabar dan Polresta Bandung.
"Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti, diketahui kejadian yang disampaikan korban merupakan fiktif dan akal akalan korban agar dikirimi uang oleh orang tuanya," ujar Oliestha saat dihubungi, Rabu (21/2/2024).
Oliestha menjelaskan, setelah berhasil menemukan korban, polisi meminta Raka untuk melakukan permintaan maaf dan klarifikasi melalui video.
Adapun dalam video klarifikasinya, Raka didamping oleh Kapolsek Cileunyi Kompol Soeharto.
"Assalamuallaikum, nama saya Raka. Saya akan melakukan klarifikasi terkait kejadian tanggal 17 kemarin. Bahwa saya telah melakukan kebohongan dengan melaporkan perampokan yang seolah yang saya alami," ujar Raka dalam video tersebut.
Raka menjelaskan, alasan dia membuat berita palsu ini untuk meminta uang kepada orang tuanya.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orang tua saya untuk kepentingan pribadi saya," ucapnya.
Raka juga meminta maaf khususnya kepada Stasiun KCIC dan instansi terkait atas kasus palsunya ini.
"Untuk itu saya minta maaf kepada polisi dan KCIC serta instansi terkait atas berita bohong yang sudah saya lakukan," ucapnya.
Editor: Donald Karouw