Lolos Uji FIFA, Bola Buatan Majalengka Akan Dipakai di Piala Dunia
MAJALENGKA, iNews.id – Timnas Indonesia memang tidak ikut dalam pentas Piala Dunia 2018 Rusia, turnamen sepak bola terakbar di dunia. Namun, masyarakat Indonesia patut berbangga dengan dipakainya bola buatan Majalengka, Jawa Barat itu ke pentas dunia.
Ya, bola produksi rumahan yang dibuat warga Majalengka itu setidaknya menjadi wakil Indonesia di turnamen sepak bola yang digelar rutin empat tahun sekali itu.
Salah satu sentra kerajinan bola sepak di Majalengka berada di Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten. Tiga bulan jelang bergulirnya Piala Dunia 2018, bola-bola buatan Majalengka kini sudah dipesan untuk meramaikan turnamen tersebut.
Jumlahnya tak tanggung-tanggung mencapai ratusan ribu bola. Produk asli dalam negeri itu bersaing dengan sejumlah negara lainnya, seperti Brasil dan Cekoslovakia.
Pengusaha bola Triple-s, Jefry Romdon mengaku sudah menerima pesanan sebanyak 100.000 lebih bola sepak dari sejumlah perusahaan dan negara peserta Piala Dunia. Menurut Jefry, bola yang diproduksinya itu sudah sesuai standar dan aturan FIFA.
“Pesanan yang datang sudah mencapai ratusan ribu bola baik oleh sejumlah perusahaan maupun negara untuk meramaikan event Piala Dunia 2018 di Rusia. Dan kami sudah memenuhi standar FIFA,” katanya, Selasa (27/3/2018).
Libatkan Warga
Melonjaknya pesanan bola jelang Piala Dunia, membuat pengusaha bola kewalahan. Mereka pun melibatkan ribuan warga sekitar dari tujuh kecamatan, yakni Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Palasah, Maja, Argapura, dan Malausma.
Menurut Jefry, pelibatan warga dalam membuat bola ini sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar yang kurang mampu. Mereka diajak untuk bekerja dengan menjahit bola sepak dengan upah bervariasi anatar Rp10.000 hingga Rp15.000 per bola.
"Ini adalah kepedulian kami terhadap masyarakat dengan dilibatkan dalam menjahit bola sepak dan sekarang pesanan bola meningkat menjelang Piala Dunia," katanya.
Salah seorang warga, Rustini mengaku senang bisa dilibatkan menjahit bola sepak. “Daripada mengganggur lebih baik menjahit dan bisa bantu suami untuk nambah-nambah penghasilan,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki