Listing Minim, Mayoritas Perusahaan Indonesia Masih Andalkan Pembiayaan Perbankan
BANDUNG, iNews.id - Perusahaan di Indonesia masih mengandalkan pendanaannya dari pinjaman perbankan. Padahal, banyak alternatif pembiayaan yang bisa dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya, seperti melantai di pasar saham.
Kepala Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan Kadin Indonesia Tigor M Siahaan mengatakan, hampir 30 persen pembiayaan usaha perusahaan di Indonesia berasal dari perbankan. Padahal, banyak alternatif pembiayaan lainnya yang bisa dimanfaatkan perusahaan.
"Perusahaan bisa masuk ke pasar modal untuk mendapatkan pembiayaan. Apalagi, dalam beberapa tahun ke dalam, jumlah investor di Indonesia diperkirakan akan terus naik dari yang saat ini sekitar 10 juta investor," kata Tigor pada acara Forum Bisnis Pasar Modal di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Jumat (20/10/2033).
Dia memperkirakan, jumlah investor pasar modal ke depan akan terus meningkat. Artinya, akan semakin banyak dana yang masuk ke pasar modal. Dana tersebut mestinya dimanfaatkan perusahaan dengan menjadikan sebagai perusahaan terbuka (Tbk).
Sementara itu, Ketua Kadin Jabar, Cucu Sutara mengakui, jumlah perusahaan Jawa Barat yang telah melantai di bursa efek jumlahnya masih sangat minim. Dari sekitar 14.000 perusahaan di Jabar, tercatat baru sekitar 70 perusahaan yang listing di bursa efek.
"Jumlahnya masih sangat minim, tidak mencapai 0,5 persen dari total perusahaan di Jawa Barat. Inilah yang mesti kami dorong agar perusahaan perusahaan di Jabar mau memanfaatkan alternatif pembiayaan dari pasar modal," kata Cucu.
Menurut dia, masih minimnya perusahaan Jabar listing di pasar modal tak lepas dari minimnya pemahaman soal pasar modal. Banyak pengusaha belum paham akan manfaat ketika menjadi perusahaan terbuka. Mereka pun mayoritas masih mempertahankan diri sebagai perusahaan keluarga atau kelompok.
"Selama ini kita selalu bicara soal kesulitan pendanaan, padahal kita butuh pendanaan yang sifatnya berkelanjutan agar bisa ekonomis dan efisien. Melisting di pasar modal sebenarnya bisa menjadi alternatif," katanya.
Untuk meningkatkan perusahaan di Jabar melantai di bursa efek, Kadin Jabar bersama Bursa Efek Indonesia (BEI), OJK, dan lainnya akan bersama sama membentuk kelompok kerja (Pokja). Pokja tersebut akan masif melakukan pendampingan dan sosialisasi tentang pasar modal.
Pada acara Forum Bisnis tersebut, hadir sejumlah pembicara dari BEI Jawa Barat, Kadin, OJK, dan perusahaan lainnya. Acara diikuti ratusan peserta anggota Kadin Jabar.
Editor: Asep Supiandi