Libur Nataru Usai, Kasus Covid-19 di Cimahi Tak Melonjak, Ngatiyana Lega
CIMAHI, iNews.id - Pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru), kasus Covid-19 di Kota Cimahi, Jawa Barat, tidak melonjak signifikan. Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dan tak merayakan malam tahun diklaim sebagai salah satu faktor penyebabnya.
Padahal sebelumnya sempat ada kekhawatiran pascalibur panjang kasus Covid-19 akan meningkat.
Pelaksana tugas (plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan, lega, tidak ada kenaikan kasus Covid-19 seusai libur Nataru. Itu menandakan masyarakat sadar dan mau disiplin menerapkan protokol kesehatan ketika ke luar rumah.
"Kasus Covid-19 tidak ada kenaikan. Yang meninggal juga tidak ada penambahan. Kabar baiknya angka kesembuhan terus naik," kata Ngatiyana Senin (4/1/2021).
Dia menyebutkan, upaya sosialisasi yang terus menerus sejak sebelum Natal dipatuhi oleh masyarakat. Seperti perayaan Natal yang hanya dihadiri 50 persen jamaat dan ibadah dilaksanakan secara virtual berhasil mencegah penyebaran Covid-19.
Kemudian, ujarnya, saat malam tahun baru, masyarakat dilarang menggelar perayaan juga dipatuhi. Masyarakat tidak ada yang merayakan. Bahkan kafe, restoran, rumah makan, dan pusat perbelanjaan tutup pukul 21.00 WIB.
"Kami keliling pada malam tahun baru dan jam sembilan malam (21.00 WIB), kafe, restoran, toko, mereka sudah pada tutup. Ini bagus. Artinya masyarakat bisa bersinergi dan mendukung pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19," ujarnya.
Menurut Ngatiyana, saat ini kasus Covid-19 di Cimahi, terkonfirmasi mencapai 2.157 kasus. Perinciannya, 623 orang masih positif aktif, 1.477 orang dinyatakan sembuh, dan 57 orang meninggal dunia.
Angka ini, tutur Ngatiyana, masih cukup tinggi sehingga tingkat keterisian ruang isolasi penuh karena ada yang merawat pasien dari daerah tetangga.
"Mengatasi hal itu kami siapkan ruangan isolasi di puskesmas yang bisa menampung maksimal 20 orang. Serta bekerja sama dengan satuan TNI, baik tenaga kesehatan ataupun ruang perawatan yang sewaktu-waktu bisa dipakai khususnya untuk menampung pasien dengan gejala ringan," tutur Ngatiyana.
Editor: Agus Warsudi