Kisah Sopir Truk Jujur asal Karawang, Kembalikan Uang Jutaan dalam Keresek

SUBANG, iNews.id - Kejujuran adalah sesuatu yang mahal dan tak bisa dibeli dengan uang. Ungkapan itu berlaku bagi Herman, sopir truk asal Wadas, Kabupaten Karawang yang ditemui Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi di Subang.
Pertemuan antara Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi dengan sopir jujur itu terjadi secara tak sengaja. Saat sedang mengisi BBM di SPBU, Kang Dedi melihat truk yang terparkir tepat di gerbang keluar SPBU.
Saat dihampiri di dalam truk, sopir bernama Herman berusia 68 itu sedang tidur. Herman terpaksa istirahat di SPBU karena lahan parkir di gudang sedang penuh. Sementara dia baru kebagian jadwal bongkar muatan esok pagi.
“Ini mau kirim popok dari pabrik di Karawang ke gudang di Subang. Istirahat di sini, soalnya kalau di tempat lain belum tentu aman,” kata Herman.
Setiap mengantar, Herman mengaku mendapatkan uang jalan sebesar Rp700.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli solar, makan dan bongkar muatan. Dalam sekali jalan dia hanya mendapat upah Rp100.000-Rp200.000.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Herman tetap melakoni pekerjaan sebagai sopir truk dan harus rela istirahat di SPBU. Sebab Herman merasa bertanggung jawab kepada keluarganya.
Apalagi, Herman masih memiliki satu anak yang sekolah di kelas 2 SD. “Sekali jalan paling dapat Rp100.000. Paling besar Rp 200 ribu. Sebulan paling jago juga dapat di atas Rp2 juta,” ujar Herman.
Herman menuturkan, sempat menganggur selama tiga bulan karena surat izin mengemudi (SIM) mati. Dia baru bisa kembali bekerja setelah membuat SIM baru hasil meminjam uang Rp1,2 juta ke tetangga. Utang itu dicicil selama 5-6 bulan tanpa bunga.
Kang Dedi lantas menguji kejujuran sopir dengan berpura-pura mengaku sebagai preman. Sopir tersebut dimintai sejumlah uang sebagai uang keamanan dan parkir selama beristirahat di SPBU.
“Kalau di SPBU ini harus bayar sama saya karena saya yang pegang wilayah sini. Sini bayar atau ban saya kempesin,” kata Kang Dedi.
Sang sopir pun tampak pasrah dan menunjukkan sisa uangnya tinggal Rp182.000. Nantinya uang untuk bongkar muatan dia akan meminjam ke bosnya dan akan diganti dalam kesempatan lain.
Di tengah obrolan di luar, Kang Dedi Mulyadi tiba-tiba masuk ke dalam truk. Sementara sopir yang tampak kebingungan dan takut hanya bisa pasrah menunggu di luar truk.
Ternyata di dalam truk Kang Dedi memasukkan sejumlah uang ke dalam ke kantong plastik warna merah milik sopir tersebut.
Tak lama sopir itu pun kembali masuk ke dalam truk dan memeriksa barang bawaannya termasuk kantong plastik warna merah miliknya. Dia pun kaget karena di dalam keresek banyak terdapat uang pecahan ratusan ribu total jutaan rupiah.
Sopir itu pun menghampiri Kang Dedi yang masih di area SPBU. Dia menanyakan perihal uang tersebut lantaran bukan miliknya. “Ini bukan uang saya, Pak. Tadi ada di plastik, saya mau kembalikan ke yang punya,” kata Herman.
Kang Dedi kemudian memintanya untuk menyimpan uang tersebut. Namun permintaan itu ditolak karena sang sopir merasa itu bukan haknya.
“Bapak kan butuh untuk bayar utang SIM. Ya sudah kalau tidak mau, titipkan saja ke petugas SPBU,” kata Dedi yang langsung diikuti saran tersebut oleh sang sopir.
“Uang saya mah hanya ini Rp182.000,” timpal sopir.
Beberapa saat kemudian Kang Dedi menjelaskan bahwa uang tersebut adalah pemberian darinya. Uang itu diberikan kepada Herman untuk membayar utang SIM dan keperluan sehari-hari. Seketika sopir itu pun menangis dan memeluk Kang Dedi.
“Ini perjuangan seorang bapak umur 68 tahun tengah malam bekerja dan masih punya anak kecil dan orangnya jujur uang dikembalikan karena bukan haknya. Kejujuran itu ada di orang kecil dan orang yang butuh,” tutur Kang Dedi.
Editor: Agus Warsudi