Kesaksian Warga saat Kecelakaan Rombongan Peziarah di Saguling, Dengar Jerit Tangis Korban

BANDUNG BARAT, iNews.id - Truk rombongan peziarah mengalami kecelakaan di Jalan Saguling, RT03/08, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Jumat (26/1/2024) dini hari. Truk ini membawa 30 orang yang mengakibatkan lima orang tewas dan 25 lainnya luka-luka.
Saksi mata di lokasi menceritakan kengerian detik-detik usai kecelakaan maut tersebut. Dalam suasana gelap dia mendengar suara tangis dan jeritan para korban yang memecah keheningan malam.
"Kejadiannya sekitar jam 12 lewat, tengah malam. Waktu itu saya lagi tidur," ujar Dewi Mulyati (41) salah seorang saksi, Jumat (26/1/2024).
Dia mengaku tidak mengetahui kejadian awal tergulingnya truk Mitsubishi Colt Diesel engkel berpelat nomor polisi D 8304 WY yang dikemudikan Heri Sudrajat (61). Truk ini membawa rombongan peziarah asal Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, KBB.
"Saat tidur saya dan suami mendengar suara seperti pohon tumbang disusul jeritan orang kesakitan dari luar rumah," katanya.
Dia membuka pintu rumah dan dibuat kaget karena sudah ada beberapa korban kecelakaan berada di depan rumahnya dengan dipenuhi darah. Korban lainnya tampak bergelimpangan di jalan.
"Saya denger suara jeritan kesakitan gitu. Pas buka pintu udah pada berdarah, termasuk yang depan pintu saya ada. Orang-orang udah pada di bawah, terlempar. Kalau mobilnya posisinya udah berdiri lagi," kata Dewi.
Aep Dayeng (45) saksi lainnya mengatakan, dia tak mengetahui dengan pasti bagaimana truk tersebut terguling di jalan raya. Namun yang jelas, penumpang sudah terlempar semua hingga tergeletak di jalan raya.
"Yang pasti dari atas (jalan menurun) itu sepertinya nggak bisa rem, lalu terbalik tapi berdiri lagi soalnya saya dengar suara keras. Korban tergeletak di jalan, banyak yang luka. Saya fokus nolong korbannya," ucap Aep.
Saat itu dia menolong korban yang tergencet di bawah ban truk. Penumpangnya ada orang dewasa serta anak-anak.
"Penumpangnya ada dewasa sama anak-anak. Pada menjerit-jerit, nangis semua. Saya selamatkan dulu yang tergencet di bawah ban. Kalau meninggal atau nggaknya kurang tahu, setelah itu saya bantu korban lainnya," ujar Aep.
Editor: Donald Karouw