Keluh Kesah Pelaku Jasa Transportasi AKAP-AKDP, BBM Mahal, Penumpang Sepi
BANDUNG, iNews.id - Kenaikan harga BBM membuat para pelaku jasa transportasi antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP) mengeluh. Mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli BBM, sedangkan jumlah penumpang menurun karena tarif naik.
Kondisi ini membuat para supir merasa kebingungan untuk beroprasi. Sebab, sampai saat ini belum ada kepastian kenaikan tarif bus AKAP dan antarkota dalam provinsi (AKDP) akan naik "Dampak dari kenaikan harga BBM ini menyebabkan penumpang sepi," kata Wahyu, sopir angkot ditemui di Terminal Cicaheum, Jalan AH Nasution, Kota Bandung.
Ferry, sopir bus AKAP mengatakan, kenaikan harga BBM memaksa perusahaan otobus (PO) menaikkan tarif perjalanan sebesar 20 persen. Jika tidak dinaikkan, perusahaan akan rugi karena biaya operasional yang melambung.
"Sebelum BBM naik, dalam satu kali perjalanan dari Surabaya menuju Bandung biasanya bus menghabiskan biaya Rp3 juta. Pascakenaikan harga BBM, konsumsi bahan bakar bisa mencapai empat juta rupiah dalam sekali perjalanan," kata Ferry.
Hal senada disampaikan Yogi Agus, sopir bus AKDP. Sebelum pemerintah menaikan harga BBM, setiap hari dapat mengangkut 35 penumpang. Namun saat ini hanya sepuluh penumpang dalam satu kali perjalanan.
"Para pelaku jasa transportasi berharap pemerintah meninjau kembali kenaikan harga BBM di tengah ekonomi masyarakat yang belum pulih seutuhnya. Banyak para pelaku jasa transportasi sulit mendapatkan penumpang akibat dampak kenaikan BBM," kata Yogi Agus.
Editor: Agus Warsudi