get app
inews
Aa Text
Read Next : Tekan Stunting, BKKBN Kerahkan Jutaan Kader hingga ke Desa

Kasus Stunting di Kota Bandung Banyak Terjadi di Kawasan Padat Penduduk

Rabu, 24 Februari 2021 - 18:17:00 WIB
Kasus Stunting di Kota Bandung Banyak Terjadi di Kawasan Padat Penduduk
Ketua TP PKK Kota Bandung Siti Muntamah Oded (kerudung merah). (Foto: Arif Budianto)

BANDUNG, iNews.id - Kasus stunting atau gangguan tumbuh kembang anak di Kota Bandung sebagian besar terjadi di kawasan padat penduduk. Penyebabnya, anak-anak yang lahir di kawasan itu tak terperhatikan kebutuhan gizinya.

Ketua TP-PKK Kota Bandung Siti Muntamah Oded mengatakan, di Bandung juga masih banyak bayi yang lahir dalam keadaan stunting atau terganggu tumbuh kembangnya. Terutama yang tinggal di kawasan padat penduduk. Itu terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap makanan bergizi belum maksimal.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, kata Siti, memiliki tugas menuntaskan permasalahan stunting. Harus ada inovasi-inovasi yang dilakukan oleh semua pihak agar angka stunting dapat ditekan. 

"Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) yang berbasis gerakan masyarakat harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya Rumah Aqiqah," kata Siti seusai acara penandatangan perjanjian kerja sama antara Bandung Tanginas bersama Rumah Aqiqah di Pendopo, Rabu (24/2/2021). 

Kerja sama tersebut, ujar istri Wali Kota Bandung ini, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting. Nanti, TP PKK Kota Bandung akan membantu menyalurkan makanan aqiqah kepada daerah yang rawan stunting.

Tak hanya itu, guna mencegah penambahan stunting, TP PKK melalui program Bandung Tanginas akan mengintervensi ibu hamil se-Kota Bandung agar tidak melahirkan anak yang stunting. 

"Kurang lebih 5.000 ibu hamil yang akan kami intervensi supaya menjadi sehat. Targetnya, kami berharap (angka stunting) bisa di angka nol," ujar Siti. 

Sementara itu, Presiden Direktur Agro Surya Syahid Hasan mengatakan, kegiatan program aqiqah berbagi bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam menekan kasus stunting pada anak. 

"Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini bisa mengajak pula masyarakat untuk berkontribusi menuntaskan masalah stunting," kata Syahid Hasan.

Menurut Syahid, akibat pandemi, masyarakat menjadi sulit beraktivitas, dan banyak yang menahan diri untuk beraqiqah. Sehingga dengan adanya program tersebut, diharapkan dapat membantu keluarga yang hendak melaksanakan ibadah aqiqah dengan praktis, manfaat, dan tepat sasaran.

"Hari ini akan diaqiqahkan 11 anak yatim dan duafa, kemudian (makanan) didistribusikan melalui program Bandung Tanginas. Rencana kedepan minimal 1.500 pak per hari," ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil riset Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) Kementerian Kesehatan yang dilakukan pada 2019, terdapat 5 juta bayi yang lahir di Indonesia setiap tahun.  

Dari jumlah itu, sekitar 27,6 persen dalam kondisi stunting. Sementara, WHO sendiri menargetkan angka stunting bayi baru lahir di bawah 20%. Artinya, stunting di Indonesia masih jauh dari standard WHO yang seharusnya di bawah 20 persen.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut