Kasus Covid-19 di Kecamatan Coblong Bandung Masih Tinggi, Ini Penyebabnya
BANDUNG, iNews.id - Angka kasus Covid-19 di Kecamatan Coblong, Kota Bandung, masih tinggi. Sebanyak 92 warga di kecamatan ini positif Covid-19.
Dengan jumlah 92 kasus tersebut, Coblong menempati posisi pertama dari 10 kecamatan dengan kasus Covid-19 tertinggi di Kota Bandung. Di positi dua, Kecamatan Sukasari dengan 73 kasus dan dan Ujungberung 67.
"Kasus Covid-19 di Kecamatan Coblong memang masih masuk 10 besar. Mudah-mudahan turun terus," kata Camat Coblong Kinda Hamidipraja saat dihubungi wartawan, Sabtu (6/3/2021).
Kinda mengemukakan, beberapa faktor jadi penyebab masih tingginya kasus Covid-19 di Kecamatan Coblong. Salah satunya, pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) belum maksimal.
Padahal, ujar Kinda, PSBM telah tiga kali diterapkan di Kecamatan Coblong. Sosialisasi protokol kesehatan dan beberapa aturan PSBM pun sudah gencar disosialisasikan kepada masyarakat. Aturan buka tutup jalan di beberapa kelurahan pun sudah dilakukan maksimal.
Menurut dia, bisa saja penyebaran terjadi dari tempat kafe yang masih ditemukan melanggar aturan jam operasional di wilayah Dago. "Tempat hiburan melanggar kita tegakkan aturan walaupun kadang-kadang mereka pinter juga. Sudah ditertibkan, melanggar lagi dan bayar denda administrasi," ujarnya.
Banyak tempat hiburan malam atau kafe yang melanggar dikarenakan sanksi denda masih tergolong ringan. Krinda menuturkan, pengusaha banyak memilih melanggar aturan berkali-kali karena sanksi denda sangat ramah kantong.
"Alhamdulilah denda administrasi itu ada 10 juta lebih. Selama PSBM, jadi mereka lebih baik bayar. Penyegelan sudah ada, kafe dua, satu udah dibuka lagi satu masih dalam penyegelan 14 hari," tutur Kinda.
Kinda mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan diharapkan ada perubahan sanksi denda lebih maksimal. Sehingga, para pengusaha kafe dan tempat hiburan di kawasan Coblong bisa lebih patuh dan disiplin dalam menjalankan aturan PSBM atau PSBB proporsional.
"Segala cara sudah kita lakukan. Untuk masyarakat yang masih bandel itu kadang-kadang pendatang, dari Timor-timor warga negara asing," ucapnya.
Editor: Agus Warsudi