KARAWANG, iNews.id - Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan pemilihan umum (pemilu) sebagai pesta demokrasi yang menggembirakan. Bukan sebaliknya, pemilu yang dihantui dengan berbagai ketakutan dan rasa pesimistis.
Hal tersebut diungkapkan capres nomor urut 01 saat menyampaikan orasi dalam kegiatan kampanye terbuka di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat (Jabar), Selasa (9/4/2019).

Sambut Jokowi di Karawang, Ribuan Warga Teriak Menang, Menang, Menang!
"Siapa setuju pesta demokrasi adalah kegembiraan?. Jangan sampai ada yang menakut-nakuti, ada yang pesimis. Jangan sampai ada yang suka marah-marah, betul? Karena pesta Demokrasi adalah kegembiraan," ujar Jokowi disambut riuh ribuan massa di lokasi kampanye.
"Luar biasa. Pagi hari ini saya sangat berbahagia sekali. Senang sekali bisa hadir di Kabupaten Karawang. Terima kasih pak bupati, wabup. Kita harus gembira karena pesta demokrasi adalah pesta kegembiraan,” ucapnya.

Ini Program Prioritas Jokowi bagi Petani dan Rakyat Kabupaten Karawang
Capres petahana juga mengingatkan para pendukungnya agar tidak termakan fitnah dan kabar bohong (hoaks) di sisa waktu delapan hari menjelang pencoblosan 17 April mendatang.
"(Pemilu) kurang delapan hari. Jangan sampai terkena fitnah, kabar bohong, hoaks, hasutan-hasutan. Saya berikan contoh, banyak beredar dibilang Presiden Jokowi PKI. Itu hoaks, kabar bohong. Perlu saya sampaikan, saya itu lahir tahun 1961, PKI dibubarkan tahun 1965. Umur saya baru empat tahun. Logikanya itu loh, mikir, mikir, mikir," ucap Jokowi.

Erick Thohir Ungkap Rencana Besar Jokowi untuk Karawang
Selain itu Jokowi juga mengingatkan jangan sampai termakan fitnah. Contohnya isu jika Jokowi kembali terpilih sebagai presiden, pendidikan keagamaan akan dihapus.
"Bohong! Nanti kalau Jokowi-KH Ma'ruf Amin menang, azan akan dilarang. Nanti perkawinan sejenis (dilegalkan). Itu bohong semua, hasutan, fitnah. Jangan sampai ada yang percaya. Kalau ada tetangga kita percaya, tolong diluruskan, segera diberi penjelasan," tuturnya.
Editor: Donald Karouw













