Jelang Mudik Dilarang, Penumpang Kereta Api Serbu Stasiun Kiaracondong Bandung

BANDUNG, iNews.id - Penumpang penumpang menyerbu Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (5/5/2021) malam. Mereka seakan tak mau menghilangkan kesempatan satu hari menjelang pelarangan mudik bagi transportasi umum 6-19 Mei 2021.   

Pantauan di Stasiun Kiaracondong, penumpang cukup padat menunggu di depan stasiun. Selain menunggu kereta, mereka juga antre melakukan tes GeNose seharga Rp30.000.

Baca Juga

Dihantam Bus, Sopir dan Kernet Tewas saat Betulkan Ban di Tol Cipali Purwakarta

Tak sedikit penumpang yang duduk di lantai, membawa serta anak dan keluarga mereka. Penumpukan penumpang tampak hingga bagian parkir Stasiun Kiaracondong.

Salah seorang penumpang tujuan Gombong Eki mengaku sengaja melakukan perjalanan pada malam ini, mengingat adanya pelarangan mudik mulai 6 Mei besok. Dia khawatir tidak bisa pulang kampung, karena bus antara kota antar provinsi (AKAP) tidak beroperasi.

Baca Juga

Bupati Karawang Wajibkan ASN Setor Foto Selfie saat Rayakan Lebaran 

"Besok belum tentu dapat bus, jadi saya sudah jauh jauh hari pesan kereta api," kata Eki. 

Ketika ditanya apakah khawatir membawa virus ke kampung halamannya, dia mengaku sedikit khawatir. Namun karena semua keluarga di Gombong dia terpaksa pulang kampung. Dia di Bandung hanya sendiri. 

Baca Juga

Polres Karawang Amankan 32 Travel Gelap, 250 Penumpang Dikembalikan ke Daerah Asal

"Khawatir ada, tapi kan di sini tes GeNose dan menerapkan prokes. Semoga aman," ujar dia.

Sementara itu, Manajer Humas Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengaku, berdasarkan manifes penumpang, hari ini adalah puncak arus keberangkatan dari Stasiun Kiaracondong. Penumpang hari ini naik 8 persen dibanding kemarin. 

"Puncaknya jumlah pengguna jasa KA Penumpang dari Kiaracondong diprediksi pada malam ini. Sampai saat ini tercatat keberangkatan di Kiaracondong malam ini untuk KA Kutojaya ke kutoarjo dan Kahuripan ke Blitar terisi full kapasitas sebanyak 100 persen, dari 70 persen tempat duduk yang diizinkan," ucap dia.

Editor: Asep Supiandi