Jabar Terapkan Skema ABCDE untuk Tekan Penularan HIV-AIDS, Ini Penjelasannya

BANDUNG, iNews.id - Kasus penularan human immunodeficiency virus-acquired immunodeficiency syndrome (HIV-AIDS) di Provinsi Jawa Barat jadi sorotan dan mengkhawatirkan. Pemprov Jabar berupaya mencegah penyebaran penyakit ini dengan skema ABCDE.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Nina Susana Dewi mengatakan, selama ini, Pemprov Jabar menerapkan skema ABCDE dalam penanggulangan sekaligus pencegahan HIV-AIDS.
Skema ini adalah singkatan dari A untuk abstinent atau tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, B untuk be faithful atau setia, C untuk condom use atau menggunakan kondom, D untuk no drug atau tidak menggunakan narkoba, dan E untuk education atau pendidikan.
"Pencegahan HIV dengan skema ABCDE ini sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS," kata Kadinkes Jabar, Rabu (31/8/2022).
Nina Susana Dewi menyatakan, dalam Pasal 14 ayat 1 Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 disebutkan, abstinensia berarti tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Kemudian be faithful berarti setia dengan pasangan. Jika kedua unsur ini tidak bisa dicegah, katanya, harus ke tahap use condom atau menggunakan kondom secara konsisten.
Sedanga no drug adalah menghindari penyalahgunaan obat atau zat adiktif dan terakhir education, yakni meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi, termasuk mengobati infeksi menular seksual (IMS) sedini mungkin.
"Karena jika menggunakan Napza akan terpengaruh untuk melakukan hubungan seks dan penularan dari jarum suntik. Kemudian kita harus meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati IMS sedini mungkin," ujarnya.
Kadinkes Jabar menuturkan, langkah lain yang dilakukan Pemprov Jabar dalam pencegahan penyebaran HIV dan AIDS adalah dengan elakukan skrining atau deteksi dini pada calon pengantin, ibu hamil, dan populasi kunci.
"Selain itu, melakukan treatmen pemberian obat ARV (anti retro virus) pada orang yang didiagnosis HIV positif adalah beberapa (upaya lain) yang telah kami lakukan dalam mencegah HIV," tutur Kadinkes Jabar.
Upaya penanggulangan HIV-AIDS di Jabar yang sudah dilakukan, kata Nina Susana Dewi, di antaranya adalah melakukan skrining dini tes HIV terhadap populasi kunci, yakni wanita pekerja seksual (WPS), lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, dan pengguna narkoba suntik (penasun).
"Selain itu, skrining dilakukan juga kepada ibu hamil pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile," ucap Nina Suasana Dewi.
Selain itu, ujar dia, Dinkes Jabar juga melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis, dan hepatitis B untuk eliminasi pada bayi baru lahir dari ibu yang positif HIV, sifilis, dan hepatitis B. Juga melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/ kota.
"Kami telah mewajibkan ibu hamil trismester pertama yang mengunjungi faskes untuk melakukan pemeriksaan HIV-AIDS. Tes HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) kepada ibu hamil untuk melakukan tes sifilis, HIV, dan hepatitis B, dalam rangka mencapai triple eliminasi di Jawa Barat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, kiat yang telah dilakukan Dinkes Jabar dalam pencegahan HIV.
Di antaranya melakukan penyuluhan, sosialisasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat luas, pelajar, termasuk mahasiswa terkait pencegahan HIV-AIDS dan IMS dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat melalui media sosial, dan media lainnya.
Kemenkes juga sudah mengalokasikan kondom sebanyak 425.808 buah ke Jabar. Menurutnya, pembagian kondom atau alokasi kondom ke kabupaten/kota merupakan salah satu intervensi perubahan perilaku agar pencegahan HIV tidak meluas dan memutus mata rantai penularan HIV dan IMS yang tadinya tidak menggunakan kondom jadi menggunakan kondom.
"Jadi kondom merupakan alternatif selanjutnya atau terakhir bila skema A dan B tidak dapat dilakukan sebagai pencegahan kecuali pada kasus tertentu tetap harus pakai kondom," kata Ryan Bayusantika Ristandi.
Editor: Agus Warsudi