get app
inews
Aa Text
Read Next : Bentuk Integritas Siswa dengan Kearifan Lokal, Koster: Jangan Sampai Ajaran Luar Masuk

Inilah 15 Petuah Sunda yang Sudah Jarang Terdengar

Senin, 28 Desember 2020 - 13:15:00 WIB
Inilah 15 Petuah Sunda yang Sudah Jarang Terdengar
ilustrasi

PURWAKARTA, iNews.id – Orang Sunda dikenal kaya akan petuah atau kata-kata bijak. Sayanya, warisan karuhun (orang tua dahulu) itu seolah dilupakan. Padahal setiap petuah Sunda yang diucapkan sarat akan makna dan relevan dengan perkembangan zaman.

Berikut 15 petuah atau kata-kata bijak para karuhun yang sudah jarang terdengar :

  1. Hana Nguni hana mangke, tan hana nguni tan mange, aya ma bahela aya tu ayena, henteu ma bahela henteu tu ayeuna, hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang, hana ma tunggulna aya tu catangna (ada dahulu ada sekarang, bila tidak ada dahulu tidak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tidak ada masa silam tidak akan ada masa kini, ada tonggak tentu ada batang, bila tidak ada tonggak tidak akan ada batang, bila ada pangkal pohon tentu ada batangnya).
  2. Ngeduk cikur kedah mitutur, nyokel jahe kedah micarek (kalau mau mengambil sesuatu harus seizin yang punya).
  3. Sacangred pageuh, sagolek pangkek (harus konsisten).
  4. Ulah lunca linci luncat mulang udar tina tali gadang, ulah lali tina tina purwadaksina (harus mengikuti etika yang ada).
  5. Nyaur kudu diukur, nyabda kudu diunggang (berbicara harus tepat, bermakna tidak asal bunyi).
  6.  Ulah ngaliarkeun taleus ateul (jangan menyebar fitnah atau hoaks).
  7. Lain ngukur baju sasereg awak (harus objektif)
  8. Nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu dienyakeun (harus berbicara juju atau mengatakan yang sebenarnya).
  9. Ulah taluk pedah jauh, tong hoream pedah anggang, jauh dijugjug anggang diteang (maju terus pantang mundur).
  10. Dihin pinasti anyar pinanggih (Semua persitiwa sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa).
  11. Gunung teu beunang dilebur, sagara teu beunang diruksak, buyut teu beunang dirempak (Gunung tidak boleh dihancurkan, laut tidak boleh dirusak dan sejarah tidak boleh dilupakan).
  12. Nimu luang tina burang (setiap peristiwa pasti ada hikmahnya).
  13. Jawadah tutung biritna, sacarana-sacarana (setiap bangsa beda adat dan kebiasaan).
  14. Hirupmah tong asa aing uyah kidul sabab di alam dunyamah euweuh elmu panutup. (hidup tidak boleh merasa paling hebat sebab di dunia tak ada ilmu pamungkas).
  15. Kudu seubeuh méméh dahar, kudu nepi méméh indit. (harus melihat ke depan atau berpikir sebelum melakukan suatu perbuatan).

Semua petuah itu jika ditelisik lebih dalam bisa menjadi solusi atas persoalan-persoalan yang terjadi di negeri ini. Asal semuanya mau menahan diri dan bijak.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut