Hadiri Milad ke-105 PUI di Majalengka, Kabaintelkam Polri: Hindari Politik Identitas

MAJALENGKA, iNews.id - Kabaintelkam Polri Komjen Pol Ahmad Dofiri menyatakan, politik identitas masih menjadi perhatian Polri menjelang tahun politik pada 2024. Untuk menghadapi politik identitas, butuh upaya bersama agar keragaman tidak akan menimbulkan dampak negatif.
Selain itu, kata Komjen Pol Ahmad Dofiri, wawasan kebangsaan yang religius bisa menjadi fondasi kokoh untuk menjamin terciptanya kehidupan bermasyarakat damai dan harmonis.
"Nilai itu (wawasan kebangsaan yang religius) penting menjadi pegangan tokoh untuk disampaikan kepada masyarakat. Hindari politik identitas. Kita harus belajar dari pemilihan sebelumnya (Pemilu 2019)," kata Kabaintelkam Polri mewakili Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Milad ke-105 Persatuan Ummat Islam (PUI) di Kabupaten Majalengka, Jumat (13/1/2023).
"Para tokoh masyarakat dan agama harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya wawasan kebangsaan dan keagamaan," ujar Komjen Pol Ahmad Dofiri.
Kabaintelkam menuturkan, Wawasan kebangsaan yang religius dalam kehidupan bersama harus terus diusung agar masyarakat tidak selalu menjadikan perbedaan pendapat dan keyakinan sebagai alat untuk melakukan tindakan meresahkan.
"PUI sudah sangat bagus sekali. Dari awal tokohnya juga jadi Pahlawan Nasional. Kita sama-sama menjaga kemajemukan dan keragaman. Berbangsa dan bernegara itu harus terus diusung. Jangan sampai ada saling gontok-gontokan," tutur Kabaintelkam Polri.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PUI Nurhasan Zaidi mengatakan, PUI akan terus berkontribusi dalam membangun umat. Sejak awal, PUI teruji dalam membangun soliditas, menguatkan amal, jama’i dan mengibarkan panji iIntisab.
“PUI akan terus komitmen berkontribusi membangun umat dan bangsa, sebagaimana kiprahnya jauh sebelum Republik Indonesia ini berdiri. PUI concern membangun jiwa, fikrah, dan raga dengan nilai-nilai luhur bangsa," kata Ketua DPP PUI.
"Hati dan jiwa membutuhkan spirit nilai ilahiah, fikrah membutuhkan wawasan pengetahuan, dan raga membutuhkan asupan yang sehat serta latihan yang terus menerus," ujar Nurhasan Zaidi yang juga anggota fraksi PKS DPR RI itu.
Editor: Agus Warsudi