Gara-gara Pandemi Covid-19, Indeks Baca Masyarakat Jabar Turun 7 Poin

BANDUNG, iNews.id - Pandemi Covid-19 berdampak terhadap minat baca masyarakat di Jawa Barat. Berdasarkan penelitian, indeks membaca masyarakat pada 2020 menurun 7 poin dibanding 2016 silam.
Akademisi ilmu perpustakaan dan informasi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Asep Saeful Rohman mengatakan, berdasarkan hasil penelitian terbaru bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, terjadi penurunan indeks baca masyarakat.
Asep mengatakan, penelitian ini dilakukan terhadap 4.799 responden di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat pada September-November 2020 lalu. Hasilnya menunjukkan indeks baca masyarakat Jawa Barat berada di angka 61,49 atau masuk kategori cukup.
"Hal ini menunjukkan ada penurunan karena berdasarkan survei terakhir pada 2016 lalu, indeks baca masyarakat berada di angka 68. Dia pun menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan tersebut," kata Asep Saeful saat memaparkan hasil penelitian di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Kawaluyaan, Kota Bandung, Minggu (20/12/2020).
Asep mengemukakan, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan membaca masyarakat, yakni ketersediaan bahan bacaan memadai, bahan bacaan dan sumber informasi bervariasi, bahan bacaan mudah ditemukan, dan terpenuhinya keinginan serta kebutuhan pembaca.
Sementara, pada masa pandemi Covid-19, banyak perpustakaan tutup demi mencegah penyebaran virus Corona. "Kita lihat sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan perpustakaan pun ikut tutup. Bukan hanya di provinsi, perpustakaan di kota/kabupaten pun tutup untuk menghindari kerumunan," ujarnya.
Berdasarkan penelitian itu, tutur Asep, variabel ketersediaan fasilitas membaca dan sumber informasi itu ada di angka 52,33. "Memang menurun, hampir 10 poin dari hasil penelitian di tahun 2016 lalu," tutur Asep.
Sementara itu, untuk pemanfaatan bahan bacaan dan sumber informasi, berada di angka 68,61. "Artinya masyarakat Jabar masih cukup baik dalam memanfaatkan bahan bacaan, baik dimiliki atau didapatkan dari sarana lainnya," katanya.
Sedangkan variabel ketiga dalam mengukur indeks baca di Jawa Barat adalah kebiasaan membaca masyararakat. Hasil penelitian tersebut berada di angka 63,54.
"Kita patut bersyukur, masyarakat masih memiliki kebiasaan membaca yang cukup. Mungkin di rumahnya masing-masing mereka tetap melaksanakan membaca," ujar Asep.
Semantara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan, Dinas PKD Jabar terus berupaya meningkatkan indeks membaca masyarakat. Salah satunya dengan berusaha menambah sarana membaca, seperti perpustakaan.
Saat ini, kata Ahmad Hadadi, jumlah perpustakaan di Jawa Barat sebanyak 22.116. Dinas PKD Jabar mendorong lembaga-lembaga yang belum memiliki perpustakaan agar segera membangun fasilitas membaca tersebut.
Selain itu, Dinas PKD Jabar juga terus meningkatkan ketersediaan fasilitas membaca selain perpustakaan formal. "Kami menyediakan perpustakaan digital," kata Hadadi.
Perpustakaan digital ini, ujarnya, bisa diakses dengan mengunduh aplikasi Candil yang sudah tersedia di Google Playstore dan Apps Store.
Tak hanya itu, lanjut dia, pihaknya pun menyiapkan pojok bacaan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat. "Ada kotak literasi cerdas yang tersedia di seluruh kecamatan di Jawa Barat. Di situ koleksi bukunya terus ditambah," ujarnya.
Ahmad Hadadi menuturkan, Dinas PKD Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota menunjuk duta baca yang saat ini jumlah mencapai 1.549 orang. "Mereka bekerja sama dengan komunitas-komunitas untuk meningkatkan tingkat membaca masyarakat," tutur Hadadi.
Editor: Agus Warsudi