Fakta Kucing Jantan 3 Warna: Keunikan, Genetika dan Mitos di Baliknya
JAKARTA, iNews.id - Fakta kucing jantan 3 warna selalu menarik perhatian para pencinta hewan, terutama karena kelangkaannya yang luar biasa. Kucing dengan tiga warna bulu putih, oranye, dan hitam umumnya dikenal sebagai kucing calico atau belang tiga.
Namun, tahukah kamu bahwa hampir semua kucing belang tiga adalah betina? Lalu, mengapa kucing jantan 3 warna sangat langka dan apa penyebabnya dari sisi ilmiah? Berikut ulasan lengkapnya.
Kucing jantan 3 warna adalah kucing yang memiliki pola bulu calico, yaitu kombinasi tiga warna utama: putih, oranye (atau merah kekuningan), dan hitam (atau abu-abu). Pola ini sangat umum ditemukan pada kucing betina, namun sangat langka pada kucing jantan.
Secara ilmiah, pola warna calico pada kucing jantan hanya muncul akibat kelainan kromosom XXY, yang merupakan kondisi genetik langka. Penelitian tentang genetika kucing calico telah banyak dilakukan. Salah satunya dijelaskan dalam jurnal Journal of Heredity (Case, 2003), yang membahas bahwa pola warna calico pada kucing jantan hanya muncul akibat kelainan kromosom XXY. Sumber lain, seperti The Genetics of the Cat oleh Roy Robinson, juga menjelaskan mekanisme pewarisan warna bulu pada kucing.
Penjelasan genetiknya adalah sebagai berikut: warna oranye dan hitam dikontrol oleh gen yang terletak pada kromosom X. Kucing betina normal memiliki dua kromosom X (XX), sehingga memungkinkan mereka membawa dua gen warna sekaligus dan menghasilkan pola tiga warna jika ditambah gen putih (yang merupakan gen modifikasi terpisah). Sementara kucing jantan normal hanya memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY), sehingga hanya bisa memiliki satu warna dominan, bukan dua warna sekaligus.
Kucing jantan 3 warna biasanya memiliki kromosom XXY, yang merupakan kelainan genetik serupa sindrom Klinefelter pada manusia. Kondisi ini menyebabkan kucing jantan tersebut hampir selalu mandul dan rentan mengalami masalah kesehatan.
Warna bulu kucing calico ditentukan oleh gen yang berada pada kromosom X. Gen warna oranye dan hitam terletak pada kromosom ini. Kucing betina memiliki dua kromosom X (XX), sehingga bisa membawa dua gen warna berbeda sekaligus. Sementara kucing jantan normal hanya memiliki satu kromosom X dan satu Y (XY), sehingga umumnya hanya bisa memiliki satu warna dominan selain putih.
Hanya sekitar 1 dari 3.000 kucing belang tiga yang berjenis kelamin jantan. Kondisi ini terjadi jika kucing jantan mengalami kelainan genetik, di mana ia memiliki satu kromosom X tambahan (XXY), bukan XY seperti kucing jantan normal. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom Klinefelter pada manusia dan juga terjadi pada kucing.
Kucing jantan dengan tiga warna hampir selalu mandul karena kelainan kromosom tersebut. Kromosom XXY menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi, sehingga kucing ini tidak bisa berkembang biak secara normal.
Selain mandul, kucing jantan 3 warna juga cenderung memiliki masalah kesehatan lain akibat kelainan genetik, seperti pertumbuhan yang kurang sempurna, gangguan vitalitas, dan rentan terhadap penyakit.
Kucing belang tiga sering kali dianggap pembawa keberuntungan di berbagai budaya. Namun, mitos yang menyebutkan kucing jantan 3 warna sering dimakan induknya karena langka, tidak sepenuhnya benar. Kenyataannya, kelangkaan ini lebih disebabkan oleh faktor genetik, bukan perilaku induk kucing.
Fakta kucing jantan 3 warna membuktikan bahwa keunikan mereka bukan sekadar mitos, melainkan hasil dari kombinasi genetik yang sangat langka dan kompleks. Dengan hanya 1 dari 3.000 kucing belang tiga yang berjenis kelamin jantan, mereka menjadi simbol keunikan sekaligus misteri di dunia hewan peliharaan. Jika kamu menemukan kucing jantan dengan tiga warna, itu adalah fenomena langka yang sangat menarik dari sisi ilmiah dan layak diapresiasi.
Editor: Komaruddin Bagja