Disperidag Klaim Stok Beras di Jabar Berlebih, tapi Harga Malah Naik
BANDUNG, iNews.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat mengklaim stok beras dalam kondisi berlebih alias surplus. Akan tetapi fakta di lapangan terjadi kenaikan harga beras di Jabar.
Disperindag Jabar mendata, kenaikan harga beras hanya terjadi pada jenis premium. Semula, harga beras premium Rp13.000 per kg naik menjadi Rp15.000 per kg.
Berbagai alasan ini membuat Disperindag Jabar masih mencari penyebab dari kenaikan harga beras premium itu.
"Sekarang yang naik itu harga beras premium Rp15.000 dari sebelumnya sekitar Rp13.000-an. Jadi daerah kota, kalau di wilayah kabupaten aman, jadi hanya di daerah kota terutama di Bandung, Cirebon, sama daerah Bekasi," ujar Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan, Kamis (15/2/2023).
Dia mengaku, hingga kini belum mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga beras premium. Dugaan awal, kata Iendra, kenaikan harga beras premium disebabkan adanya momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
"Saya kira ini fenomena HBKN, tidak hanya beras beberapa komoditas juga yang dianggap penting dan strategis itu biasanya pengusaha menaikkan harganya," ujarnya.
Menurutnya, tidak ada masalah terkait rantai distribusi beras dari petani hingga pasar. Sebab stok beras pada Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam kondisi memadai dan aman.
"Kalau dari sumbernya menurut teman-teman Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) itu tidak ada masalah. Jadi petani juga lancar, cuaca juga tidak terlalu buruk," kata dia.
"Sejauh ini stok masih aman. Apalagi Bapanas sudah memberikan lampu hijau kalau Bulog bisa membeli impor," lanjutnya.
Sementara itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Jabar mengklaim stok bahan pangan berupa beras cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga musik panen raya. Panen Raya diprediksi akan dimulai pada Maret 2023.
"Kita punya untuk Jabar ini 33.000 ton, rata-rata perhari 500 ton kit keluarkan, kalau sampai panen raya nanti masih aman," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah Jabar, Faisal, Rabu (15/2/2023).
Dia mengaku memiliki tujuh cabang Bulog yang tersebar di titik-titik strategis wilayah Jabar. Menurutnya, setiap cabang bakal bekoordinasi jika stok di masing-masing cabang dalam kondisi menipis.
"Kita ada tujuh cabang, kita distribusi tapi cabang juga punya stok, stok juga tak perlu khawatir, stok Jabar sangat aman sampai lebaran, artinya dua hingga tiga bulan ke depan," tuturnya.
Bulog, kata Faisal, telah melakukan pemetaan terhadap stok beras di wilayah-wilayah di Jabar. Tak hanya itu, keberadaan beras di pasar-pasar juga menjadi perhatian serius Bulog untuk memastikan ketersediaan.
"Kita memantau hampir setiap lini pasar, termasuk pasar tradisional kita kerahkan kemudian distributor punya down line itu kita optimalkan," tuturnya.
Bulog juga turun langsung dalam memenuhi kebutuhan beras di masyarakat. Berbagai pola dilakukan untuk mendistribusikan beras.
"Bulog kan ada cabang, kita sudah lakukan distribusi Cirebon sama bupati, Garut sama NU jadi ada kegiatan seperti itu yang langsung menyentuh masyarakat. Jadi ada pola langsung ke pasar, kemudian ke masyarakat langsung yang bisa membeli, Operasi Pasar yang langsung beli," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi