Dinkes Kabupaten Bandung Imbau Masyarakat Waspadai DBD dan Diare pada Musim Pancaroba

BANDUNG, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung mengimbau masyarakat mewaspadai berbagai penyakit pada musim pancaroba. Diare dan DBD dua penyakit yang kerap muncul di musim ini.
Saat ini, perubahan cuaca di Kabupaten Bandung relatif lebih cepat. Pagi hingga siang cuaca cukup terik. Kemudian, menjelang sore turun hujan dengan intensitas tinggi.
"Menghadapi cuaca panas terik terus hujan, kita harus menyesuaikan dengan tetap menjaga pola makan," kata Kepala Dinkes (Dinkes) Kabupaten Bandung Yuli Irnawaty dihubungi melalui telepon, Rabu (15/11/2023).
Yuli Irnawati mengimbau agar masyarakat menghindari makanan atau minuman dingin. Sebab, pada musim pancaroba, minuman dingin bisa memicu penyakit tenggorokan, flu, batuk, atau pilek.
Selain itu, ujar Yuli, yang paling utama dilakukan dalam menghadapi musim pancaroba adalah menjaga lingkungan agar tetap bersih.
"Bila hujan terus menerus nanti diikuti banjir, kita harapkan bersiap dengan membersihkan lingkungan agar tidak ada genangan air," ujar Yuli Irnawati.
Kadinkes Kabupaten Bandung menuturkan, lingkungan tidak bersih dan genangan air akan memicu penyakit diare dan demam berdarah dengue (DBD). "Bersihkan lingkungan agar bersih dari nyamuk atau lalat," tutur Kadinkes.
Yuli Irnawati mengatakan, menghadapi musim pancaroba, pola makan juga harus diperhatikan. Penyimpanan makanan, lanjut dia, juga harus dilakukan dengan baik.
"Penyimpanan makanan dengan baik tidak terbuka menghindari sektor lalat agar tidak terjadi diare. Kemudian kebersihan lingkungan untuk menghindari nyamuk, karena saat ini kita mewaspada demam berdarah," ucap Yuli.
Khusus untuk DBD, Yuli mengatakan, belum ditemukan kasus menonjol di Kabupaten Bandung. Saat ini, kata dia, tim masih memantau di lapangan seperti pada bulan-bulan sebelumnya.
"Intinya saat ini kita harus menjaga daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuh sudah menurun, ya ada virus atau kuman kita tidak bisa melawannya jadi timbul penyakit," ujar Yuli.
Editor: Agus Warsudi