Di Hadapan Mahasiswa Bandung, Ketua DPP Perindo Michael Sianipar Berbagi Pengalaman

BANDUNG, iNews.id - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital Michael Sianipar berbagi pengalaman perjalanan pendidikan hingga karier politiknya saat ini. Michael menjadi salah satu speaker talkshow Meaningful Generation di Lo.Co Cafe, Dago Atas, Kota Bandung, Jumat (24/3/2023). 

Hadir puluhan peserta yang mayoritas mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dalam talkshow bertajuk bertajuk "Di Kampus Idealis, Lulus Jadi Realistis dan Apatis?" itu. 

Baca Juga

Kecelakaan di KBB Hari Ini, Truk Bermuatan Kopi Terguling Tutup Jalan Lembang

Pada paparannya, Michael Sianipar berbagi cerita pengalamannya menempuh pendidikan di Korea Selatan. Dia bercerita, sejak awal kuliah dia langsung aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Yonsei University. Selain itu, dia pun aktif di organisasi pelajar internasional. 

"Saat aktif di BEM, banyak pertanyaan temen-temen, kenapa menghabiskan waktu di BEM. Apa manfaatnya. Tapi di sanalah saya mendapat pengalaman. Saya mendapatkan ilmu soft skill, secara akademik juga tidak terlalu jelek," ujar dia. 

Baca Juga

Bunga Telang Ternyata Bernilai Ekonomi Tinggi, Berharga bagi Industri Global

Namun, ilmu yang didapat selama aktif di organisasi bermanfaat untuk bangsa dan dirinya sendiri. Setelah pulang ke Indonesia menjadi konsultan politik dengan beberapa politikus sukses menempati posisi penting. 

"Selama menjadi BEM, saya memikirkan mahasiswa yang notabene anak orang di negara lain. Tapi itulah tantangannya, setelah ke Indonesia pengetahuan itu yang saya curahkan di Indonesia. 

Baca Juga

Unik, Bangunan Pesantren di Bandung bak Kerajaan Sunda, Padukan Agama dan Budaya

Pada acara tersebut, hadir sejumlah pembicara lainnya. Mereka mewakili kalangan muda yang dianggap berkarir sukses, baik di pekerjaan, organisasi, yayasan, sosial, wirausaha, dan lainnya. 

Meaningful Generation hadir untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia. Salah satunya pengangguran. Banyak lulusan PT atau SMA tidak bekerja. 

Editor: Asep Supiandi