Dampak Gempa Cianjur, Ribuan Gardu Listrik Rusak, Warga Terpaksa Gunakan Lilin
BANDUNG, iNews.id - Lebih dari 1.000 gardu listrik di Cianjur dan Sukabumi rusak ringan hingga berat imbas gempa bumi magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Saat ini, PLN terus berusaha mempercepat upaya pemilihan.
Ratusan petugas dari PT PLN (Persero) dikerahkan dan bergerak cepat untuk memulihkan kondisi kelistrikan.
Sampai dengan pukul 18.00 sebanyak 33 persen penyaluran pelanggan (penyulang) berhasil dipulihkan, sementara sisanya dalam proses penormalan. Adapun gardu distribusi yang telah menyala sebanyak 322 gardu dengan sekitar 50.000 pelanggan terdampak telah berhasil dinormalkan dan menyala kembali.
“Kami terus berupaya memulihkan kelistrikan di Cianjur dengan cepat. Tentunya dalam pelaksanaan tugas petugas tetap mengedepankan keselamatan warga,” ujar Manager PLN UP3 Cianjur, Muhammad Hermansyah.
Selain pemulihan kelistrikan, PLN juga menyalurkan bantuan cepat bagi warga terdampak berupa bahan makanan seperti beras 120 karung, mi instan 240 dus, sarden 240 kaleng, mi cup instan 120 dus, dan minyak goreng 120 dus. Bantuan ini diserahkan hari ini juga untuk memenuhi kebutuhan warga.
PLN terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga Posko Satgas Bencana BUMN di Cianjur untuk mendata dan memastikan penyaluran bantuan selanjutnya bagi warga terdampak.
PLN mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap bahaya kelistrikan ketika terjadi bencana. Warga secara mandiri dapat mematikan listrik dari Mini Circuit Breaker (MCB) pada kWh meter.
Sementara itu, listrik masih padam sejumlah wilayah sehingga warga terpaksa menyalakan lilin atau lampu tempel untuk penerangan. Salah satunya di Kampung Cikaret, Desa Sukamaju, Kabupaten Cianjur.
"Iya listrik belum nyala dari tadi," kata Rika, warga Kampung Cikaret.
Dia juga mengaku terus waspada untuk mengantisipasi gempa susulan. Beberapa barang-barang telah dikemas sedemikian rupa agar bisa diselematkan jika terjadi gempa susulan. Salah satu barang-barang yang disiapkan, yaitu dokumen-dokuemen penting.
Menurutnya, sejumlah warga mengalami trauma hingga tak berani masuk rumah. Mereka takut terjadi gempa susulan dengan magnitudo lebih besar.
Editor: Asep Supiandi