Contoh Khutbah Jumat Akhir Bulan Syawal Edisi 25 April 2025 Singkat Penuh Hikmah
JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jumat akhir Bulan Syawal berikut ini bisa disampaikan ke jemaah sholat Jumat. Khutbah Jumat merupakan salah satu syarat sah sholat Jumat. Karenanya, wajib bagi setiap jemaah untuk menyimak khutbah Jumat atau tidak berbicara maupun bermain gadget saat khatib sudah naik di mimbar.
Umat Islam kini berada di pengujung Bulan Syawal dan akan memasuki Bulan Dzulkaidah. Di pengujung bulan ke-10 dalam kalender Hijriah ini, umat Islam dituntut untuk terus menjaga ukhuwah Islamiyah dan basyariah. Terlebih, Indonesia merupakan negara dengan beragam suku dan agama. Keragaman tersebut harus terus dijaga dan dirawat agar semakin indah dan harmonis.
Berikut ini teks khutbah Jumat akhir Bulan Syawal yang menyentuh hati tentang menjaga ukhuwah Islamiyah yang ditulis Mayjen TNI (Pur) Dr H Ahmad Yani Basuki, Ketua Umum PP. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dilansir dari laman istiqlal.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wata'ala, marilah kita saling ingat-mengingatkan, saling tolong-menolong untuk bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata'ala . Yaitu dengan senantiasa berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan- larangan-Nya. Dengan demikian, insya Allah kita telah membuka jalan meraih kehidupan yangdiridhai-Nya, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akherat kelak.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, baru saja kita lalui dengan meninggalkan suasana batiniah, serta kenangan religiusitas yang mendalam. Dan hari ini, kita masih berada dalam suasana Idul-Fitri, hari-hari yang bagi umat islam dan bangsa Indonesia pada umumnya, diwarnai kegiatan saling kunjung, saling sapa dan saling bermaafan untuk mempererat jalinan silaturrahmi.
Juga kegiatan kebersamaan Halal-Bihalal guna memperkuat ukhuwah dan memperkokoh semangat kebangsaan kita. Sebagai kegiatan kebersamaan, halal bihalal bernilai penting dalam merajut persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. Negara yang kaya akan keberagaman. Keberagaman adalah kehendak dan karunia Allah subhanahu wata'ala, agar manusia dapat mengambil hikmah, pelajaran dan kemanfaatan darinya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, Surat Al Hujurat ayat 13 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (QS. Al-Hujurāt [49]:13)
Seruan Allah subhanahu wata'ala dalam ayat ini tidak hanya ditujukan kepada sekelompok orang tetapi kepada seluruh umat manusia tanpa kecuali. Ayat ini juga menegaskan tentang prinsipdasar hubungan manusiayang asal-usulnya sama, dan karenanya memilikiderajat kemanusiaan yang sama pula.
Oleh karena itu tidak sepatutnya ada manusia yang menganggap, apalagi membanggakan dirinya lebih tinggi daripada yang lain karena asal kejadian, keturunan atau suku bangsanya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dengan qodarullah-nya yang demikian, maka menjadi keharusan manusia untuk saling mengenal satu dengan yang lain agar dapat saling memberi manfaatdan membangun kemanfaatan bersama.
Melalui proses saling kenal-mengenal akan terjadi proses berbagi pengetahuan dan pengalaman, yang karenanya dapat meneguhkan kesadaran akan keberadaan dan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan kemudian meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala.
Dari kebersamaan yang demikian maka diharapkan akan hadir suasana kehidupan yang akrab, damai, sejahtera lahir dan batin, bahagia dunia dan akherat.
Keberagaman suku, agama, budaya,dan bahasa adalahberkah dan sekaligusamanah bagi bangsa Indonesia. Sebagai berkah, karena keaneka ragaman telah menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan pemikat pesona masyarakat dunia.
Sebagai amanah, karena bangsa Indonesia harus pandai-pandai merawatnya dengan sungguh-sungguh memperkokoh persatuan dan kesatuannya. Sejarah telah membuktikan bahwa persatuan dan kesatuan adalah kekuatan, dan modal penting dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebaliknya, jika lengah merawatnya, keanekaragaman berpotensi rawan menjadi pintu perpecahan dan permusuhan.
Sejarah telah menunjukkan bahwa kita bangsaIndonesia pernah jatuh terpuruk dalam kekuasaan penjajah yang telah memanfaatkan politik devide at impera dengan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, golongan dan budaya.
Penderitaan panjang akibat penjajahan telah membangkitkan kesadaran, betapa pentingnya persatuan dan kesatuan untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan agar dapat membangun sebuah bangsa dan negara sendiri seperti yang menjadi cita-cita bersama.
Kita juga menyaksikan, banyak negara di dunia ini, baik negara besar maupun kecil yang masyarakatnya menderita akibat konflik dan peperangan dalam negerinya yang berkepanjangan. Hal itu terjadi akibat kegagalannya menjaga persatuan dan membiarkan perpecahan terus berkembang.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajibankita bersama untuk memperkuat ukhuwah dan memperkokoh kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus saling menghormati perbedaan satu sama lain, serta bekerja sama untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa kita.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Persatuan adalah kunci kekuatan bangsa, dan hanya dengan persatuan kita dapat mencapai cita-cita kemerdekaan, membangun masyarakat yang maju, adil, makmur dan sejahtera.
Kita tidak boleh lengah, meskipun penjajahan dalam bentuk perang fisik dan penguasaan teritoritorial semakin langka, tetapi penjajahan dalam bentuk baru yaitu perang untuk menguasai jalan pikiran manusia, melalui perang informasi atau perang budaya, tidak kalah dahsyat dampaknya.
Perang ini dapat merubah dan menguasai mindset penduduk suatu negeri yang dapat mengikis soliditas, eksistensi dan budaya serta adat istiadatnya. Apapun bentukpeperangan yang terjadi,kecerdasan, kewaspadaan, soliditas serta persatuan dan kesatuan tetap menjadi kekuatan penting dalam menghadapi tantangan dan ancaman tersebut.
Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bersama. Banyak ayat suci Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam yangmenekankan pentingnya persatua ini.
Karena persatuan dan kesatuan merupakan kekuatan yang penting dalam menghadapi berbagai macam tantangan, rintangan, cobaan dan ujian. Dengan bersatu, umat Islam dapat saling membantu dan menguatkan satu sama lain.
Merekajuga dapat lebih mudah mencapaitujuan bersama, baik dalam urusan agama maupun urusan duniawi. Persatuan dan kesatuan juga dapat menjaga perdamaian dan keharmonisan dalam masyarakat. Dalam Surat Ali Imran ayat 103, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Āli ‘Imrān [3]:103)
Menurut Prof. Quraish Shihab dalam TafsirAl-Misbah, ayat ini mengandung pesan penting tentang konsekuensi persatuan dan perpecahan umat Islam. Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk selalu menjagapersatuan dan keutuhandemi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Perpecahan hanya akan membawa merekakepada kesengsaraan dan kehinaan. Bagi orang yang beriman dan bersatu, Allah menjanjikan keberuntungan dan kenikmatan di dunia dan akhirat. Persatuan ini diibaratkan sebagai tali Allah yang mengikat mereka, melambangkan kekuatan dan keteguhan dalam keyakinan.
Di sisi lain, Allah subhanahu wata'ala memperingatkan, kelompok yang sesat dan berselisih akan mendapatkan kecelakaan dan siksa, baik di dunia maupun di akhirat. Perpecahan ini digambarkan sebagai jurang neraka,melambangkan bahaya dan kehancuran yang menanti mereka.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tafsir Marah Labid, jilid I, halaman 144 menjelaskan, Surat Ali Imran ayat 103 mengandung pesan penting tentang pentingnya menjaga persatuandan kesatuan.
Ayat ini mengingatkan kita untuk menghindari perpecahan dan perselisihan, yang dapat timbul dari berbagai faktor seperti permusuhan, perbedaan pendapat dalam agama, bahkan kesombongan dan egoisme.
Sejalan dengan keharusan menjaga persatuan dan kesatuan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan tegas melarang perbuatan yang dapat memutus silaturrahmi dan memecah belah persatuan. Diriwayatkan Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لا تحاسدواولا تَناجَشُواولا تباغضواولا تدابرواولا يَبعْبَعْضُكُمْ عَلَى بَيْع بَعْض، وكونوا عبادالله إخواناً. اَلْمُسْلمُ أَخُو المُسْلِم:ِ لا يَظْلِمُهُ ولا يَخْذُلُهُ ولايَكْذِبُهُ ولا يَحْقرُهُ
Artinya: Janganlah kalian saling hasad, jangan saling melakukan najasy, jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling membelakangi, jangan sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian sebagai hamba-hambaAllah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim bagi lainnya, karenanya jangan dia menzhaliminya, jangan menghinanya, jangan berdusta kepadanya, dan jangan merendahkannya. ” (HR. Muslim no. 2564).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikianlah beberapa perilaku yang dilarang dalam islam, karena dapat merusak jalinan silaturrahmi, ukhuwah dan kesatuan bangsa. Hadits ini juga mengingatkan kita semua bahwa jalinan silaturrahmi, ukhuwah dan rasa kebangsaan yang sesungguhnya, hanya bisa dibangun dengan semangat cinta kasih dan ketulusan hati. Yaitu hati hamba- hamba Allahyang jauh dari penyakit iri, dengki, serakah,dendam dan permusuhan. Selama didalam diri manusia masih diliputi berbagai macam penyakit hati yang buruk tersebut, maka sulit diwujudkan kehidupan sejatiyang bermartabat, tenteram,damai, sejahtera, adil dan makmur.
Sebagai bagian dari tafsir Surat Al-Baqarah 103, di sana dijelasan bahwa di masa jahiliah, penduduk di negeri Arab suka bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratus-ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Kondisi inilah yang menghadirkan kehidupan yang penuh kegersangan dan ketidak pastian.
Maka Allah mempersatukan hati mereka dengan turunnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan risalah islamnya, yang membawa mereka berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam.
Karena itu Allah subhanahu wata'ala mencabut dari hati mereka, sifat dengki dan memadamkan dari api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan hidup bersama. (LihatAl-Quran dan Tafsirnya, Dep. Agama RI Jilid 2 hal. 15).
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihiwasallam sendiri merubahmasyarakat jahiliah dan membangunnya menjadi masyarakat madani (berkeadaban) dengan kekuatan empat pilar sikap dan kepribadiannya, yaitu shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (meneruskan dan menyampaikan apa yang harus disampaikan/ tidak ada korupsi) dan fathonah (cerdas dalam menyelesaikan masalah).
Itulah empat pilar kepribadian dan kepemimpinannya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yangberhasil membawa perubahan dunia. Dalam hal ini beliau menyampaikan pesannya : “Hati-hatilah kalian dengan kebenaran, karena hanya kejujuran yang akan membawa kebaikan dan hanya kebaikan yang akan membawa jalan ke surga”.
Mencermati uraian diatas, maka dengan semangat idul fitri dan cinta tanah air, marilah dengan ketulusan hati kita manfaatkan bulan Syawal ini sebagai momentumuntuk merajut jalinan silaturrahmi, memperkuat ukhuwah dan memperkokoh kebangsaan kita.
Apapun potensi yang kita miliki masing-masing, m"arilah kita bersatu padu untuk membangun bangsa Indonesia yang maju, adil-makmur dan sejahtera dalam naungan rahmat dan ampunan Allah subhanahu wata'ala. Baldatunthoyyibatun warabbun ghafuur.
رَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Editor: Kastolani Marzuki