get app
inews
Aa Text
Read Next : Pembunuh Bocah S di Karawang Tertangkap, Ternyata Kakak Ipar Korban 

Cerita Pilu Bocah Korban Pembunuhan di Karawang, Tetap Sekolah Meski Berjarak 9 Km

Kamis, 19 Mei 2022 - 17:03:00 WIB
Cerita Pilu Bocah Korban Pembunuhan di Karawang, Tetap Sekolah Meski Berjarak 9 Km
Begini kondisi rumah bocah yang dihabisi kaka ipar di Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel. (Foto: iNews.id/Nilakusuma)

KARAWANG, iNews.id - Kasus yang menimpa bocah S (14) yang dibunuh kakak iparnya, T (26) menggegerkan warga Karawang. Bahkan warga dusun Cilele, Desa Wanjaya, Kecamatan Telukjambe mengaku kaget dan berkabung dengan tewasnya korban. 

Korban dikenal warga Dusun Cilele sebagai siswa SDN kelas Jauh di Dusun Cilele. Meski jarak tempuh antara rumah korban dengan sekolah sejauh 9,1 kilometer, namun korban memilih bertahan hingga tamat sekolah dasar.

Ayah korban, Sali (45) mengatakan, sosok S sangat dekat dengan warga Dusun Cilele. Sali mengaku sebelumnya tinggal cukup lama di Desa Wanajaya. Namun kemudian keluarga pindah ke Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel. Di Desa Parungmulya ini Sali kemudian menikah lagi dengan warga setempat. 


Dari pernikahan pertama Sali tidak dikaruniai anak. "Dari istri kedua ini saya punya empat anak dan korban merupakan anak ketiga dari empat saudara?" kata Sali, Kamis (19/5/2022).

Menurut Sali, setelah pindah rumah ke Desa Ciampel, korban S memilih untuk tetap sekolah di Dusun Cilele. Padahal jarak rumah di Ciampel dengan sekolah sekitar 9 kilometer. Tambahan lagi kondisi jalan menuju sekolah sulit dilalui. Jika hujan, akses masuk kesekolah tidak bisa dilalui kendaraan. 

"Kalau sudah hujan harus jalan kaki karena jalan penuh lumpur. Belum ada aspal, listrik juga sinyal telepon. Tapi S tetap memilih bertahan hingga tamat SD," katanya.


Menurut Sali, karena kehidupannya yang miskin dia pindah dari Desa Wanajaya ke Desa Ciampel. Di Ciampel Sali bekerja sebagai pembuat arang kayu. Anaknya S masih sering bermain di Dusun Cilele bertemu teman-temannya. Namun setelah tamat SD, S tidak melanjutkan sekolah SMP karena tidak punya biaya. S kemudian bekerja sebagai penjual bensin milik kios kakak iparnya T. 

"Dari situlah ada peristiwa yang menewaskan anak saya," ujarnya. 


Sali mengaku pasrah dengan meninggalnya S. Dia tidak tahu harus berbuat apa, apalagi pelakunya masih keluarga. 

"Saya ikhlas aja dengan kejadian ini. Korbanya anak saya, pelakunya mantu saya. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana," ucapnya.  

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut