BMKG Deteksi Bibit Siklon Jelang Akhir Tahun 2025, Warga Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga untuk mewaspadai cuaca ekstrem menyusul munculnya bibit siklon di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir tahun 2025.
Saat ini, siklus cuaca buruk meningkat khususnya di Jawa Barat. Untuk itu, masyarakat diminta waspada.
"Trennya terus naik. Jawa Barat memimpin frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini harus menjadi perhatian kita bersama," ujar Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).
Menurutnya, jenis bencana yang mendominasi, yaitu hujan ekstrem, angin kencang, serta fenomena lain seperti petir merusak, puting beliung, hujan es, dan jarak pandang terbatas yang kerap mengganggu penerbangan maupun pelayaran.
Kemudian, di periode minggu ke-2 Desember hingga awal Januari, BMKG memperkirakan Monsoon Asia mulai aktif, meningkatkan curah hujan di Indonesia.
"Munculnya anomali atmosfer Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator yang memicu hujan ekstrem. Hadirnya seruak dingin Siberia yang turut memperkuat intensitas hujan. Bibit siklon tropis berpotensi tumbuh di wilayah selatan Indonesia," ucapnya.
Dia menjelaskan, daerah yang perlu waspada pembentukan bibit siklon antara lain Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa – Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan dan Tengah.
Meskipun Indonesia umumnya tidak berada pada jalur siklon, anomali cuaca dapat mengubah pola tersebut, seperti Siklon Senyar yang menyebabkan kerusakan luas dan hujan ekstrem lebih dari 380 mm/hari di Aceh beberapa waktu lalu.
"Pada 28 Desember – 10 Januari, hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, hingga sebagian Sulawesi Selatan dan Papua Selatan berpotensi mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi (300-500 mm per bulan)," paparnya.
Di sisi lain, kata dia, potensi banjir rob juga perlu diwaspadai di pesisir Jakarta, Banten, dan Pantura Jawa Barat, terutama akibat fase perigee dan bulan purnama pada pertengahan Desember.
Editor: Kastolani Marzuki