Biaya Naik Rp49,8 Juta, Kemenag Jabar: Jangan Paksakan Diri kalau Belum Ada Dana
BANDUNG, iNews.id - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jabar angkat bicara terkait kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) menjadi Rp49.812.700. Kemenag Jabar mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan berangkat haji tahun ini jika belum ada dana untuk menutupi kekurangan biaya.
Kabid Penyelenggaraan Umrah dan Haji (PHU) Kanwil Kemenag Jabar Boy Hari Novian mengatakan, penyesuaian tarif haji tahun 2023 yang diputuskan Kemenag dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu segera disosialisasi.
"Kami akan sosialisasikan ke seluruh kabupaten kota mengenai kebijakan ini, tadi baru sosialisasi tingkat nasional, dalam satu satu hari ini kita akan adakan sosialisasi tingkat Jabar," kata Kabid PHU Kemenag Jabar, Kamis (16/2/2023).
Boy Hari Novian menyatakan, para calon jemaah haji untuk tidak memaksakan diri jika belum dapat melunasi biaya haji.
"Jemaah ketika memang belum bisa melunasi karena belum ada dana mencukupi, itu tidak masalah. Bisa ditunda untuk tahun depan. Tidak harus memaksakan sampai menjual segala macam barang memaksakan diri berangkat tahun ini," ujar Boy Hari Novian.
Sebab, tutur Kabid PHU Kanwil Kemenag Jabar jemaah yang memilih opsi menunda keberangkatan haji akan mendapatkan antrean prioritas di tahun 2024.
"Jadi masuk antrean prioritas untuk tahun depan, jadi tidak ada masalah. Kalau mundur atau menunda itu tidak masalah, kan gini prinsipnya haji itu kan jika mampu, kalau memang tahun ini masyarakat belum bisa berangkat karena tidak mencukupi uangnya berarti belum ada kewajiban haji," tuturnya.
Boy mengatakan, ada tiga skema pembiayaan ibadah haji di tahun 2023. Ia menyebut, skema tersebut diberlakukan bagi jemaah yang keberangkatan hajinya tertunda karena pandemi Covid-19 hingga skema pembiayaan jemaah murni yang jadwal pemberangkatan haji di tahun 2023.
"Satu yang sudah lunas 2020 tapi tidak berangkat itu tidak menambah (biaya), yang sudah lunas 2022 tapi tidak berangkat itu hanya membayar 9 juta. Yang memang jadwalnya berangkat 2023 itu berarti harus membayar kekurangan dari yang sudah ditetapkan, Rp49.8 juta," terangnya.
Terkait tempat pemberangkatan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka disebut bakal digunakan untuk menerbangkan jemaah haji asal Jabar.
Boy menyebut, pihak Arab Saudi telah melakukan kunjungan langsung untuk melakukan penilaian kelayakan dari Bandara Kertajati. Tak hanya itu, mereka juga telah memantau langsung fasilitas asrama haji yang terletak di Indramayu.
"Kemarin ada kunjungan dari GK atau pihak perhubungan dari Saudi terkait kesiapan Kertajati untuk haji 2023. Alhamdulillah hasilnya positif GK sudah setuju," ungkapnya.
"Jadi Saudi Airlane itu bisa menggunakan bandara Kertajati dan juga sudah survei ke asrama haji dan mereka sangat puas dengan kondisi seperti itu, jadi mereka setuju Suadi airlane menggunakan bandara Kertajati tahun ini," tambahnya.
Untuk skema awal, kata Boy, calon jemaah haji yang berasal dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang hingga Subang bakal berangkat ke Tanah Suci lewat Bandara Kertajati.
"Planing awal sementara itu, Kertajati untuk pemberangkatan jemaah Ciayumajakuning, terus Sumedang dan Subang," ujar Boy.
Namun demikian, Boy belum bisa memastikan terkait jumlah calon jemaah haji yang berangkat dari Bandara Kertajati. Pasalnya, sejauh ini belum ada penetapan kuota haji tiap provinsi dari pemerintah pusat.
"Kuota haji kita masih menunggu untuk tingkat provinsi, belum ditetapkan secara nasional masih menunggu kementerian agama, sedang disusun, mungkin satu dau hari ini atau Minggu ini, tidak akan lewat dari bulan ini," terangnya.
Boy menambahkan, Provinsi Jabar mendapatkan kuota jemaah haji sebanyak 38.700 di tahun 2022. Dia memprediksi, kuota haji dari Jabar tidak tidak akan jauh berbeda di tahun 2023.
"Kayanya tidak akan berbeda, sekitar 38 ribuan, atau bahkan mungkin tetap sama," tandasnya.
Editor: Agus Warsudi