get app
inews
Aa Text
Read Next : Bajak Sawah, Petani di Bondowoso Temukan Kubur Lempeng Batu Prasejarah

Batu Dakon Ditemukan di Munjul Majalengka, Diduga dari Zaman Megalitikum

Minggu, 06 November 2022 - 18:32:00 WIB
Batu Dakon Ditemukan di Munjul Majalengka, Diduga dari Zaman Megalitikum
Sebuah batu diduga berasal dari Zaman Megalitikum di Kelurahan Munjul, Kecamatan/Kabupaten Majalengka. (Foto: iNews.id/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Generasi yang lahir tahun 90-an ke bawah, hampir bisa dipastikan mengenal yang namanya permainan Congklak, atau Dakon. Permainan tersebut dimainkan oleh dua orang, dengan cara memasukkan batu atau kerang ke setiap congklak (cekungan).

Durasi untuk masing-masing pemain ditentukan dari ketersediaan batu atau kerang yang ada. Ketika batu terakhir masuk congklak atau Dakon yang terisi maka permainan akan berlanjut, lantaran ada tambahan 'amunisi' dari lobang terakhir itu. 

Namun, ketika batu terkahir masuk di lubang yang tidak berisi maka permainan akan selesai. Permainan berganti di pihak lawan. Alat dakon sendiri, pada era 90-an terbuat dari plastik, dengan setiap sisi berbentuk cekungan, memutar. 

Menelisik ke masa lalu, alat tersebut ternyata sudah ada. Bukan berasal dari plastik, melainkan batu. Batu Dakon, demikian orang sekarang menyebut batu jenis itu. Penyebutan itu lantaran di bagian tubuh batu itu terdapat cekungan yang mirip dengan permainan dakon.

Dikutip dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/batu-dakon-2/, Batu dakon merupakan tinggalan masa prasejarah (megalitik) dengan ciri adanya lubang-lubang pada permukaan batu seperti pada papan permainan dakon.

Dari sumber lain disebutkan, Batu Dakon digunakan orang zaman dulu untuk menentukan masa tanam. Selain itu, ada juga penjelasan yang menyebutkan Batu Dakon merupakan tempat untuk sesaji yang digunakan orang zaman dulu.

Di Majalengka, tepatnya di Kelurahan Munjul, Kecamatan/Kabupaten Majalengka ditemukan Batu, yang jika dilihat dari fisik, masuk jenis Batu Dakon. Batu tersebut berada di daerah permukiman, tepatnya di pekarangan milik warga bernama Jojo.

"Ya tadinya mah nggak ngeh. Tapi ada orang yang bilang, ini beda sama yang lain. Dan disuruh disimpen di tempat yang lebih aman. Maksudnya, jangan di tempat yang jadi jalan orang-orang," kata Jojo.


Atas saran tersebut, akhirnya Jojo berinisiatif untuk memindahkan Batu Dakon itu ke tempat yang lebih terlindungi, tetapi tetap di luar rumah. "Katanya namanya Batu Dakon. Karena memang ada banyak cekungannya. Ya udah, saya pindah," ujar dia.

Penggiat sejarah Majalengka dari Grup Madjalengka Baheula (Grumala) Naro mengatakan, berdasarkan keterangan dari sejumlah sumber, Batu Dakon adalah batu monolit yang di bagian atasnya terdapat beberapa lubang, yang sengaja dibuat orang pada masa prasejarah.

"Fungsinya sebagai alat untuk menentukan jenis tanaman apa yang akan ditanam, dengan menggunakan sinar matahari. Ke arah mana sinar matahari banyak menyinari lubang dibatu tersebut yang nantinya ditentukan tanaman apa yang cocok di musim hari itu," kata dia.

"Ada juga versi lain menyatakan bahwa lubang lubang di batu ini sebagai tempat penyimpanan benda persembahan seperti biji-bijian , buah-buahan," ujar dia.


Batu Dakon, jelas dia, disebut juga Batu Palintangan. Di Kabupaten Majalengka, lanjut Naro, setidaknya sudah ditemukan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Leuwimunding, Bnjaran, dan terakhir di Kecamatan Majalengka.

"Satu ada di Leuwimunding dan dua Batu Dakon di Sunia (Kecamatan Banjaran), lalu sekarang di Munjul (Kecamatan Majalengka)," kata dia.

Dari empat titik yang tersebar di tiga kecamatan itu, sebagian besar ditemukan di lahan persawahan. Batu Dakon di Munjul merupakan temuan baru, yakni berada di daerah permukiman warga.

"Keberadaan Batu Dakon sebagai tanda bahwa Kota Majalengka khususnya Munjul dan sekitarnya sudah berbudaya lama. Yang ini (di Munjul) cekungan ada 40-an," ucap dia.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut