get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini 17 November 2025, Catat Lokasinya

Banyak Ular Kobra Masuk Kampung Warga, Begini Penjelasan Ahli Reptil ITB

Selasa, 17 Desember 2019 - 14:55:00 WIB
Banyak Ular Kobra Masuk Kampung Warga, Begini Penjelasan Ahli Reptil ITB
Ilustrasi penangakapan Ular Kobra. (Foto: Antara).

BANDUNG, iNews.id - Memasuki musim hujan akhir tahun 2019, bermunculan banyak anakan dan induk ular kobra di kawasan permukiman rumah warga. Untuk melakukan penangkapan atau upaya evakuasi ular tersebut, masyarakat diharapkan memiliki langkah-langkah antisipasi tepat.

Ahli reptil dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Ganjar Cahyadi mengatakan, musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi.

"Untuk ular jenis Kobra, perilakunya menyimpan telur di sarang bekas tikus, atau di tempat-tempat lembab, tumpukan sampah. Telurnya akan menetas di awal musim hujan," kata Ganjar di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Selasa (17/12/2019).

Jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, dia menilai, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya atau area ular mencari makan. Mangsa ular umumnya yakni tikus-tikus rumah.

Selain itu, menurut dia, Kobra merupakan tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya, karena anak ular tersebut ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan sendiri.

"Ular ini menyerang karena dua faktor. Pertama untuk memangsa, dan kedua untuk bertahan dari ancaman. Di antaranya saat akan ditangkap atau dievakuasi warga," ujar dia.

Penanganan medis pertama bagi orang yang terkena gigit ular yakni, meminimalisasi gerakan pada area yang terkena gigitan ular. Usahakan area yang tergigit tidak bergerak sama sekali untuk mencegah bisa menyebar ke bagian lain.

"Perlakuannya seperti pada patah tulang, jadi kita memasang kayu yang diikatkan dengan perban di bagian tubuh yang terkena gigitan. Tetapi jangan diikat terlalu kencang," ujar dia.

Setelah dilakukan upaya tersebut, barulah dibawa ke fasilitas kesehatan. Beberapa kali tindakan salah antara lain, melukai lokasi yang terkena gigitan atau membakarnya. Hal ini dinilai dapat membuat infeksi. Dilarang pula menghisap darah di lokasi gigitan karena racunnya dapat termakan.

"Uang paling bagus sesuai saran WHO yaitu imobilisasi di area gigitan," ujar dia.

Editor: Andi Mohammad Ikhbal

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut