get app
inews
Aa Text
Read Next : Pascabom Bunuh Diri di Astana Anyar, Kepala BNPT: Kami Akan Kejar Pelaku Lain

Ada Napi Terorisme di Nusakambangan yang Menolak Dideradikalisasi dan Setia kepada NKRI

Kamis, 08 Desember 2022 - 12:59:00 WIB
Ada Napi Terorisme di Nusakambangan yang Menolak Dideradikalisasi dan Setia kepada NKRI
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar. (FOTO: iNews/ERVAN DAVID)

BANDUNG, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Rafli Amar mengungkap fakta, masih ada narapidana terorisme yang tidak mau mengikuti kegiataan deradikalisasi. Mereka mash berpegang teguh kepada ideologi radikal dan teror.

"Dalam catatan kami (BNP), ada sekitar 1.290 yang telah mengikuti program deradikalisasi. Itu di angka sekitar 8 persen menjadi residivis ya. Jadi residivis di sini ada yang kembali terkait kasus terorisme," kata Kepala BNPT di Kota Bandung, Kamis (8/12/2022).

Namun terkait kasus bom bunuh diri, ujar Boy, hanya nol koma sekian. Jadi kecil dan hanya segelintir orang yang pernah terhukum atau terpidana kasus terorisme yang kemudian menjadi pelaku aksi bom bunuh diri. Seperti yang dilakukan Agus Sujatno, eks napi teroris dengan meledakkan diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung pada Rabu (7/12/2022).

"Kami menyadari, program deradikalisasi dalam kejahatan yang sifatnya extraordinary crime ini, tidak semua mereka (teroris) itu setuju begitu saja. Tidak semua mereka itu menerima. Mayoritas ada yang berikrar baik dan setia kepada NKRI itu, satu dua," ujar Boy.

"Sampai hari ini yang berada di Lapas Nusakambangan masih ada yang harus ditempatkan di supermaximum security. Karena apa? Karena mereka masih belum mau (dideradikalisasi dan setia kepada NKRI). Ini masalah ideologi ya," tutur Kepala BNPT.

Jadi kelompok ideologi itu, kata Boy Rafli Amar, biasanya mencari dan memang ingin mati. Ini lah berbahayanya ideologi terorisme yang merupakan extraordinary crime.

Ideologi itu memengaruhi karakter dan watak orang sehingga menjadi irasional. Makanya, BNPT tidak bisa hanya bertumpu kepada kekuatan aparat dan stakeholder. "Semua masyarakat semua kita ajak. Siapa masyarakat itu? Keluarga," ucap Boy Rafli Amar.

BNPT ingin keluarga di masyarakat Indonesia ini adalah bangunan yang tidak setuju dengan ideologi berbasis kekerasan tapi mereka setuju dengan karakter bangsa Indonesia yang lebih dengan semangat toleransi, gotong royong, saling tolong menolong.

"Ini (radikalisme dan terorisme) kan transnasional ideologi yang memang sengaja dilempar ke dalam masyarakat kita agar masyarakat kita menjadi intoleran," ujar Kepala BNPT.

Padahal, tutur Boy Rafli Amar, intoleran itu bukan karakter bangsa Indonesia. Karena itu,, BNPT dan semua stakeholder mengharapkan peran serta seluruh lapisan masyarakat.

"Kami ajak bersama agar jangan sampai masyarakat menjadi korban keterpaparan virus intoleransi dan radikalisme yang merupakan transnasional ideologi. Ajaran yang tidak sejalan dengan kepribadian masyarakat Indonesia dengan konstitusi negara dan ideologi Pancasila," tuturnya.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut