5 Fakta Guru SMK di Garut Tampar Murid yang Tepergok Merokok
GARUT, iNews.id - Peristiwa guru perempuan menampar murid laki-laki yang tepergok merokok dalam kelas viral setelah video amatir kejadian itu beredar di media sosial (medsos). Kasus ini terjadi di SMK Muhammadiyah Banyuresmi, Kabupaten Garut.
Berdasarkan pengamatan video viral dan keterangan Kepala SMK Muhammadiyah Banyuresmi Garut Asep Dadang, berikut 5 fakta peristiwa yang membuat heboh Garut tersebut:
1. Tepergok Merokok
Kejadian berawal ketika JS, murid laki-laki tepergok merokok dalam kelas oleh wali kelas. Guru perempuan itu pun menjatuhkan hukuman terhadap JS. Peristiwa itu terjadi Kelas XII jurusan TKJ SMK Muhammadiyah, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
"Jadi anak itu (JS) merokok di kelas. Terjadilan kejadian itu (guru menampar murid)," kata Kepala SMK Muhammadiyah Banyuresmi Garut.
2. Hukuman Tampar
Guru meminta semua murid di dalam kelas itu menampar JS yang diperintahkan berdiri di depan kelas. Satu persatu murid, baik lelaki maupun perempuan, maju ke depan menampar pipi kanan dan kiri JS.
Dalam rekaman terlihat, ada murid yang menampar dengan keras. Ada pula yang menampar tidak dengan sungguh-sungguh, bahkan sambil tertawa.
Setelah semua murid menampar JS, guru perempuan yang mengenakan kurudung motif bunga, blazer, dan rok panjang coklat menampar JS menggunakan buku.
Tamparan guru tersebut cukup keras. Terdengar suara plak! saat buku mendarat di pipi kanan JS.
3. Direkam Pakai HP
Momen hukuman tampar tersebut direkam video menggunakan kamera handphone (HP) dan disebarkan ke media sosial (medsos). Akhirnya, video tersebut pun viral.
"Kumaha nepi ka diantri kieu, diteungeulan ku guru nya? (bagaimana bisa bergilir begitu, dipukuli oleh guru ya?)," kata warga yang menonton video itu.
4. JS Telah Beberapa Kali Melanggar
Kepala SMK Muhammadiyah Banyuresmi Garut Asep Dadan mengatakan, sebelum video tersebut viral, mendapatkan informasi terkait kejadian itu dari murid dan guru lain.
"Saya nanya, kenapa terjadi kejadian seperti itu? Sekarang kan zamannya sudah beda. Tidak seperti dulu lagi. Ternyata, kejadian itu (hukuman tampar) terjadi karena memang sudah berulang kali pelanggaran itu (JS merokok dalam kelas).
Guru tersebut telah melakukan beberapa tahapan, dari peringatan dan hukuman ringan. Namun JS tidak juga jera.
5. Diselesaikan secara Kekeluargaan
Akhirnya untuk membuat JS jera dan tidak mengulangi perbuatannya, dibuatlah kesepatan dengan murid yang lain.
JS pun sepakat dan sanggup jika melakukan pelanggaran lagi bersedia ditampar oleh temant-teman satu kelas.
"Dibuatlah obrolan antara guru sama anak-anak (dengan JS dan murid lain). Kalau murid tersebut (JS) melanggar lagi, sanggup ditabok (ditampar) oleh seluruh sekolah (satu kelas), gitu. Kemudian, terjadi kesepakatan itu (JS yang merokok bersedia ditampar guru dan teman satu kelas)," kata Kepala SMK Muhammadiyah Banyuresmi Garut.
"Setelah kejadian itu, guru dan murid, sakit. Kemudian perwakilan murid dan guru sepakat saling memaafkan, islah. Biaya perawatan dan segala macam ditanggung oleh sekolah," ujar dia.
Editor: Agus Warsudi