2.170 Pelajar Ikuti Program Keahlian Digital Telkom DigiUp 2023, Bidang Jaringan IT Paling Diminati

BANDUNG, iNews.id - Sebanyak 2.170 pelajar setingkat SMA/SMK akan mengikuti program pelatihan keahlian digital Telkom DigiUp 2023. Program keahlian Network Administrator atau jaringan IT paling diminati para pelajar.
Ketua Satgas Program Telkom DigiUp Danan Suryadi mengatakan, data sementara sebanyak 2.170 peserta sudah terdaftar dalam program Telkom DigiUp 2023. Program ini resmi dibuka dan segera dimulai. Persentase peminatan sertifikasi yang dipilih meliputi Network Administrator sebanyak (17 persen), Graphic Design (14 persen), Cinematografi (13 persen), Content Creator (12 persen), IoT Engineer (11 persen), Mobile Apps (8 persen), Web Programing Phyton (8 persen), UI/UX Design atau Junior Multimedia Designer (7 persen), 3D Animator (6 persen) dan Data Scientist (5 persen).
Pada acara kick-off, kata Danan Suryadi, lebih dari 1.000 peserta yang hadir, di antaranya dari link zoom 1 sekitar 760 peserta dan link zoom 2 sebanyak 407 peserta. Kemudian streaming YouTube 250 peserta. "Secara total lebih dari 1.407 peserta dan kalau kami lihat di layar juga ada peserta yang mengikuti secara nobar atau nonton bareng," kata Danan Suryadi.
Telkom DigiUp 2023 ini, ujar Danan, merupakan rangkaian kegiatan untuk menyiapkan kebutuhan talenta digital di Indonesia melalui kombinasi program short course pelatihan, sertifikasi, kompetensi dan community. Program ini disusun melalui pendekatan sinergi pentahelix dengan melibatkan berbagai unsur, yaitu, PT Telkom, akademisi (Yayasan Pendidikan Telkom), Pemerintah (Kemendikbudristek), unsur komunitas dari siswa dan para guru serta unsur media.
Pelaksanaan program Telkom DigiUp 2023 telah dimulai sejak pendaftaran pada 21 September dan akan ditutup pada 3 Oktober 2023. "Selanjutnya akan dilakukan seleksi pada 4 Oktober 2023 untuk mendapatkan 1.000 peserta yang akan diikutkan dalam program pelatihan dan sertifikasi," ungkapnya.
Senior General Manager Community Development Center PT Telkom Indonesia Hery Susanto mengatakan Telkom DigiUp merupakan program vokasional Telkom juga bagian dari CSR Telkom yang diharapkan mampu memberikan sumbangsih bangsa Indonesia. Terutama untuk kemajuan pendidikan sekaligus peningkatan generasi bangsa menuju Indonesia maju. Sertifikat yang diberikan Telkom pun termasuk yang paling diminati di dunia industri. "Kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi meningkatkan inklusi pendidikan di Indonesia," kata Hery Susanto.
Telkom DigiUp 2023 merupakan kali kedua pelaksana kegiatan yang pada tahun sebelumnya telah diikuti sebanyak 5.000 peserta. Dalam pelaksanaannya, Telkom memberikan sertifikat dengan standar nasional sebanyak 1.000 sertifikat bagi pelajar. Telkom juga melakukan seleksi awal sebelum masuk bootcamp agar setiap peserta memiliki kompetensi yang sama.
Sementara itu, Direktur Utama Yayasan Pendidikan Telkom Dodi Irawan mengatakan, program Telkom DigiUp menjadi salah satu wujud komitmen PT Telkom bagi dunia pendidikan untuk meminimalisir gap kompetensi di industri pendidikan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menyambut dampak bonus demografi Indonesia yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada 2025 dan 2030.
"Program ini sebenarnya kali kedua. Tahun lalu sudah dilaksanakan yaitu program sertifikasi digital skill berstandar nasional untuk SMK dan SMA di seluruh Indonesia dengan harapan menyiapkan talenta muda yang sesuai dengan keputusan kebutuhan industri digital," kata Dodi Irawan.
Direktur SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek yang diwakili Ketua Tim Pokja Program Data dan Evaluasi Kemendikbudristek Meidhi Alkibzi menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Telkom. Apresiasi juga untuk siswa SMK, ternyata tidak hanya menyiapkan diri sebagai talenta digital juga secara etika digital sudah terlihat. "Ini awal yang baik bagi para siswa untuk menapaki dan menciptakan talenta digital yang baru," kata Meidhi Alkibzi.
Pendidikan vokasi di Indonesia diselaraskan dengan kemajuan teknologi sesuai dengan amanat Presiden RI Joko Widodo pada (26/8/2020) bahwa industri didorong untuk bisa bekerja sama dengan dunia pendidikan terutama di bidang vokasi.
Editor: Agus Warsudi