2 Terowongan di KBB Berhasil Ditembus, Kereta Cepat Bakal Beroperasi Akhir 2022
BANDUNG BARAT, iNews.id - Dua tunnel atau terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil ditembus awal Agustus 2021 lalu. Terowongan 8 dan 10 yang memiliki tekstur geografis cukup tinggi tersebut berhasil ditembus menggunakan teknologi canggih ramah lingkungan.
"Pada awal Agustus, terowongan 8 dan 10 di Kabupaten Bandung Barat berhasil ditembus. Sekarang dari 13 terowongan di sepanjang trase KCJB, tinggal tiga lagi yang sedang dalam proses penyelesaian untuk bisa tembus," kata GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/8/2021).
Mirza menyatakan, pencapaian itu luar biasa karena pembangunan kedua terowongan tersebut memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Terowongan 10 memiliki panjang 1.230 meter berada di Sukatani, Kecamatan Ngamprah. Sementara, terowongan 8 sepanjang 2.190 meter di Mandalasari, Kecamatan Cikalongwetan, KBB.
Secara keseluruhan, ujar Mirza, hingga pertengahan Agustus 2021, progres proyek KCJB telah mencapai 77,92%. Ditargetkan pada akhir 2022, KCJB mulai bisa beroperasi melayani rute dari Stasiun Halim, Jakarta, Karawang, Padalarang, hingga Stasiun Tegaluar, Kabupaten Bandung.
"Sejalan dengan penyelesaian terowongan, PT KCIC juga melakukan penyelesaian pembangunan stasiun dan konstruksi lainnya. Seperti pada akhir Juli lalu, telah melakukan penutupan atap (topping off) di Stasiun Halim," ujarnya.
GM Corporate Secretary PT KCIC menuturkan, dalam proyek KCJB terdapat beberapa teknologi baru yang digunakan di dunia konstruksi Indonesia. Salah satunya adalah mesin peluncur gelagar (Girder Launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam membuat terowongan.
Girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan, kemudian meneruskannya ke struktur bawah jembatan. Teknologi ini membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB jadi lebih cepat jika dibandingkan dengan memasang penyangga terlebih dahulu.
"Selama proyek KCJB, kami juga melakukan transfer pengetahuan dan teknologi dari tenaga ahli China kepada tenaga kerja lokal. Ini menjadi kesempatan baik bagi tenaga kerja Indonesia mempelajari hal-hal baru di bidang konstruksi," tutur Mirza. adi haryanto
Editor: Agus Warsudi