2 Elang Brontok Dilepasliarkan di TWA Kawah Kamojang Bandung
BANDUNG, iNews.id - Dua ekor elang brontok atau rajawali dilepasliarkan di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Minggu (4/6/2023). Pelepasliaran 2 ekor elang langka itu dipimpin Bupati Bandung Dadang Supriatna.
Bupati Bandung mengatakan pelepasliaran elang brontok berukuran badan besar dengan rentang sayap lebar ke habibatnya ini demi menjaga populasinya di Tanah Air.
"Dengan perawakannya yang gagah dan tegap, pantas saja elang brontok ini dinamai sebagai rajawali. Elang Brontok hidup di daerah berketinggian di bawah 1.500 mdpl, meskipun terkadang bisa ditemukan juga diketinggian 2.200 mdpl," kata Bupati Bandung.
Dadang Supriatna menyatakan, di Indonesia, elang brontok yang bernama ilmiah Nisaetus Cirrhatus, termasuk satwa dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. Kemudian, PP Nomor 7 Tahun 1999, serta PP Nomor 8 Tahun 1999.
"Berdasarkan IUCN Redlist dan Birdlife Internasional, Elang Brontok masuk dalam status 'Least Concern' atau berisiko rendah. Meski demikian, namun bukan berarti kelestarian burung ini aman," ujar Dadang.
Bupati Bandung menuturkan, elang brontok terancam punah karena habitat semakin sempit, tingkat perburuan dan perdagangan liar serta perkembangan elang yang lamban. Karena itu, tentu kelestarian satwa ini perlu diperhatikan.
"Karena itu, konservasi sebagai alternatif terbaik. Sayang, tempat konservasi juga terbatas dibandingkan jumlah satwa yang perlu ditangani. Jadi, mari kita lindungi dan lestarikan Elang Brontok," tutur Bupati Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, kata Dadang Supriatna, juga meresmikan Pasar Pasisian Leuweung sebagai upaya pemerintah daerah meningkatkan ekonomi warga Kecamatan Ibun dalam memasarkan produk-produknya.
"Ke depannya, pasar ini diharap mendorong promosi pariwisata Kamojang. Sehingga multi efek sektor pariwisata ini memberi manfaat yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," ucap Dadang Supriatna.
Editor: Agus Warsudi