12 Marga Asli Depok, Salah Satunya Marga Keluarga Miliano Jonathans

DEPOK, iNews.id -  Inilah 12 marga asli Depok merupakan bagian penting dari identitas budaya dan sejarah kota satelit dekat Jakarta. Keberadaan 12 marga ini bermula dari warisan Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah Belanda pada abad ke-17, yang mewasiatkan tanahnya kepada para budak yang telah dimerdekakannya. 

Nama-nama marga tersebut diambil dari 12 murid utama Yesus dalam Alkitab dan hingga kini menjadi penanda komunitas asli Depok yang dikenal dengan sebutan "Belanda Depok." 

Baca Juga

Miliano Jonathans Sebut Satu Pemain Favoritnya: Dia Terbaik di Dunia!

Marga keluarga Miliano Jonathans adalah salah satu dari 12 marga ini yang dikenal luas karena peran serta sejarahnya dalam menjaga warisan budaya dan sosial masyarakat Depok.

Asal-Usul dan Sejarah 12 Marga Asli Depok

Pada awal abad ke-17, Cornelis Chastelein membawa dan membina sekitar 150 budak dari berbagai daerah di Nusantara dan sekitarnya, seperti Bali, Makassar, Ambon, hingga Filipina, untuk mengelola perkebunannya yang berada di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Depok Lama. 

Baca Juga

Alasan Mengharukan Miliano Jonathans Lebih Pilih Indonesia Dibanding Belanda

Saat Chastelein meninggal pada tahun 1714, ia mewariskan tanah tersebut kepada para budaknya yang telah dimerdekakan melalui surat wasiat.

Sebagai bagian dari pewarisan ini, para mantan budak diberikan 12 marga yang namanya diambil dari 12 murid utama Yesus dalam Alkitab. Nama-nama marga tersebut adalah Jonathans, Soedira, Laurens, Bacas, Loen, Isakh, Samuel, Leander, Joseph, Tholense, Jacob, dan Zadokh.

Baca Juga

Miliano Jonathans Ungkap Momen Tak Terlupakan saat Debut di Timnas Indonesia

Marga Zadokh kini sudah tidak memiliki keturunan pria dan telah punah, namun 11 marga lainnya masih aktif dan menjadi simbol komunitas asli Depok.

Komunitas yang dikenal dengan sebutan "Belanda Depok" ini unik karena walaupun memiliki nama dan gaya hidup yang terkesan Eropa, mereka sejatinya adalah pribumi Indonesia dengan ciri khas budaya dan identitas sosial yang khas, berdiri sebagai komunitas yang mandiri dan eksklusif.

Profil 12 Marga Asli Depok

Mengutip dari Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), berikut daftar 12 marga asli Depok:

1. Jonathans
2. Soedira
3. Laurens
4. Bacas
5. Loen
6. Isakh
7. Samuel
8. Leander
9. Joseph
10. Tholense
11. Jacob
12. Zadokh (sudah punah)

Perkembangan dan pelestarian marga-marga ini membentuk satu komunitas kuat yang memegang teguh nilai leluhur, tradisi, serta solidaritas sosial.

Marga Miliano Jonathans dan Jejak Keluarganya

Marga Jonathans, salah satu dari 12 marga asli Depok, memiliki jejak sejarah yang penting dan nyata hingga saat ini. Miliano Jonathans, pesepak bola muda berbakat kelahiran Belanda, adalah salah satu keturunan dari marga ini. 

Kakek buyutnya, Henny Jonathans, adalah warga asli Depok yang menikah dengan Rika Vanderwerf, wanita berdarah Belanda, sehingga memperkaya warisan budaya keduanya.

Miliano resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada tahun 2025 berkat garis keturunannya dari Depok Lama, menunjukkan betapa eratnya hubungan keluarga ini dengan akar budaya Depok. Miliano dan keluarganya sangat bangga dengan identitas ini dan aktif melestarikan tradisi serta menggugah kesadaran akan pentingnya mengenal sejarah keluarga dan komunitas Depok.

Tradisi dan Budaya yang Terjaga

Pelestarian tradisi menjadi kunci utama yang dipegang oleh para keturunan 12 marga asli Depok. Berbagai ritual adat, tata cara perkawinan, serta tradisi keagamaan dipertahankan. Contohnya adalah Gereja Immanuel yang didirikan oleh Cornelis Chastelein sebagai pusat ibadah dan tempat kebudayaan komunitas Kristen Depok yang masih bertahan hingga kini.

Kekerabatan antar anggota marga sangat dijaga dan menjadi dasar dalam hubungan sosial serta kegiatan komunitas sehari-hari. Meski menghadapi tantangan seperti diskriminasi dan modernisasi, masyarakat marga asli ini terus berusaha menjaga budaya dan warisan leluhur mereka.

Demikianlah pembahasan 12 marga asli Depok memberikan gambaran yang kaya tentang sejarah, budaya, dan identitas masyarakat yang lahir dari masa kolonial namun tetap lestari hingga hari ini.

Editor: Komaruddin Bagja