BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi santai rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk memotong dana transfer daerah. Dalam kegiatan sosialisasi program ketenagakerjaan di Kabupaten Purwakarta, Dedi menegaskan bahwa pemotongan tersebut tidak akan mengganggu kinerja pemerintah provinsi.
“Dana transfer boleh dipotong, tapi duit kita enggak akan habis,” kata Dedi dengan nada optimis di hadapan warga dan sejumlah pejabat daerah. Ia menilai, Jawa Barat memiliki sumber daya keuangan dan potensi ekonomi yang cukup kuat untuk tetap menjalankan program-program prioritas.
Sebagai langkah antisipatif, Dedi berencana mengumpulkan seluruh manajer HRD di Jawa Barat untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait sistem rekrutmen tenaga kerja yang bersih dan bebas pungutan liar.
“Minggu depan kita undang semua manajer HRD. Kita bikin MoU rekrutmen tenaga kerja bersih, bebas pungli,” ujarnya. Ia juga menambahkan akan dibuat kanal pengaduan yang terintegrasi dengan Direktorat Kriminal Khusus (Krimsus) agar calo tenaga kerja dapat segera ditindak.
Selain itu, Dedi memperkenalkan aplikasi “Nyari Gawe”, inovasi digital yang dikembangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mempermudah masyarakat melamar pekerjaan tanpa harus datang langsung. Aplikasi ini akan tersedia di Play Store dalam beberapa hari ke depan. “Jadi enggak usah ngantri lagi, nanti pakai sistem aplikasi. Yang lokal diprioritaskan, karena mereka yang terdampak langsung pembangunan industri,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dedi juga menegaskan bahwa Pemprov Jabar siap memberikan dukungan pelatihan bagi calon tenaga kerja lokal. “Kalau kita bisa bikin pelatihan dari sini, pelatihnya dari sini juga enggak apa-apa. Selama pelatihan, kasih uang saku oleh Pemprov. Saya siap, beres. Duit banyak,” katanya disambut tepuk tangan warga.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait