Zaenal Muttaqin (20) menunjukan karya sketsa busana. Pemuda asal pelosok, Kampung Sukahejo, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi, Garut ini bercita-cita menjadi seorang desainer hebat. (FOTO: FANI FERDIANSYAH)

GARUT, iNews.id - Tidak mudah bagi seseorang untuk mewujudkan cita-cita. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, seorang pemuda asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut bernama Zaenal Muttaqin tak menyerah untuk menekuni hobinya membuat sketsa desain busana. 

Pemuda berusia 20 tahun asal pelosok Garut, Kampung Sukahejo, Desa Wangunjaya, Kecamatan Banjarwangi ini terus berkarya menghasilkan desain-desain busana indah. Kemampuannya membuat sketsa dan desain busana secara alami dia dapatkan secara otodidak. 

Zaenal Muttaqin tak pernah mengikuti kursus atau sekolah desain. Dari tangannya, gambar sketsa dan desain busana tergambar detail. Bakat alami menggambar yang dimilikinya selaras dengan hobi yang dia senangi. 

Kemampuannya itu secara tidak disadari selalu ia asah sejak masih duduk di bangku SD. "Karena sejak kecil hobi menggambar," kata Zaenal Muttaqin kepada iNews.id, Jumat (6/1/2023). 

Meski tinggal di daerah pelosok, Zaenal Muttaqin memanfaatkan media sosial (medsos) Instagram sebagai tempat berbagi mengenai hasil coretan-coretan sketsanya. 

Dari unggahan itu, akhirnya banyak yang tertarik untuk membeli gambar rancangan miliknya. Pemuda yatim ini tidak pernah mematok harga atas setiap karya dari sketsa yang dia gambar. Dia memilih diberi seikhlasnya oleh pembeli. 

"Pernah ada yang membeli ide desain baju gamis buatan saya. Sebagian besar yang beli masih dari Garut, seperti di bulan puasa, banyak yang memesan desain busana untuk Lebaran. Apalagi ada tetangga yang bisa menjahit, jadi saya berkolaborasi untuk membuat pakaian," ujar ujar Zaenal Muttaqin.

Zaenal Muttaqin lebih senang membuat desain busana wanita seperti gaun dan busana muslim. Menurutnya, pakaian wanita terbilang mudah untuk divariasikan daripada model pakaian pria yang monoton, hanya diseputar kemeja atau baju koko tangan pendek maupun panjang. 

"Model busana wanita yang beragam memang sangat gampang untuk divariasikan. Dan itu menjadi tantangan dalam menampungkan ide desain," tutur dia. 

Bungsu dari 7 bersaudara itu mengatakan, kecintaannya kepada dunia menggambar muncul sejak masih anak-anak. Memasuki SMP, Zaenal mulai tertarik untuk membuat pola baju, yang akhirnya tertanam cita-cita ingin menjadi seorang desainer seperti idolanya, Ivan Gunawan. 

"Dalam membuat desain, saya banyak terinspirasi Ivan Gunawan. Saya menyukai karakter desainnya dan bermimpi ingin menjadi desainer hebat seperti Ivan Gunawan," ungkap Zaenal Muttaqin. 

Demi mewujudkan mimpinya itu, putra dari pasangan Ihat dan Juju ini terus mengasah kemampuannya. Dia rajin membuat desain busana wanita seperti dengan menggunakan media kertas dan pensil warna. 

Beranjak SMA, Zaenal Muttaqin mulai banyak mengenal aplikasi menggambar di smartphone dan mencoba menggunakannya. Bermodal inspirasi dari internet, dia pun mengeksplorasi gaya busana yang berkembang setiap tahun. 

Bahkan ketika booming film KKN Desa Penari, Zaenal Muttaqin sampai membuat desain baju untuk tokoh Badarawuhi, siluman ular yang menguasai Desa Penari dalam film. 

"Tak hanya itu, walaupun saya tinggal di sebuah desa ternyata lingkungan sekitar juga bisa memberikan inspirasi. Selalu ada ide yang dapat saya tuangkan," papar lulusan SMA Daaruttibyan itu. 

Tumbuh dari keluarga sederhana dengan ayah yang hanya seorang pedagang, tidak pernah menyurutkan ketekunan Zaenal Muttaqin. Bahkan kedua orang tuanya selalu mendukung kegiatannya dalam menggambar.

"Orang tua saya selalu mendoakan agar saya sukses. Dan saya ingin membanggakan mereka dengan bidang yang saya senangi. Terutama Ayah saya walaupun kini beliau sudah tiada," ucap Zaenal Muttaqin.

Pernah terpuruk ketika ditinggal sang Ayah saat kelas 2 SMA, Zaenal Muttaqin berusaha bangkit dengan terus membangun kemampuannya. Diantaranya bergabung dengan sebuah komunitas desain dan kerap mengikuti kompetisi desain secara online. 

Salah satu Event yang ia ikuti yakni pada 17 Agustus 2022 lalu. Dari ajang itu, ia mendapat sertifikat juara sebagai Pembuat Desain Terbaik Dalam Challenge "The Goddess Garuda", yang diadakan oleh salah satu grup belajar sketsa desain. 

"Dengan tema Garuda, saya mengangkat busana Sang Dewi. Desain ini menggambarkan wanita anggun berbalut dress putih. Ditambahkanya selendang merah pada gaun yang dikenakan Sang Dewi, menggambarkan keberanian serta wibawa pendekar," ujar dia. 

Zaenal Muttaqin berharap melanjutkan pendidikan di sekolah tata busana namun tidak pernah terwujud. Akan tetapi Zaenal tetap bertekad ingin membangun impiannya memiliki butik dan konveksi pakaian jadi dari desain yang dia buat.

Saat ini, tidak banyak aktivitas yang dilakukan Zainal Muttaqin selepas lulus dari bangku SMA. Dia tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi karena keterbatasan biaya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Zaenal Muttaqin bekerja membantu ibunya sebisanya. Dia bersyukur setiap karya sketsa yang dia buat menghasilkan pendapatan meski tak seberapa. 

Zaenal Muttaqin menutur, selalu ada motivasi yang mendorongnya untuk berjuang. Karena ia yakin, bahwa sesuatu yang awalnya tidak mungkin pasti akan mungkin. 

"Saya belajar dari orang-orang yang sudah sukses. Tidak sedikit dari mereka mengalami perjalanan yang panjang dengan segala keterbatasan. Tetapi mereka tetap semangat dan terus mencoba. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa saya pun bisa seperti mereka," tutur dia.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network