GARUT, iNews.id - Saat ini dunia tidak sedang baik-baik, ancaman resesi global di depan mata. Namun, sebagai bangsa besar, Indonesia harus memiliki pandangan optimistis untuk menghadapinya.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Tubagus Ace Hasan Syadzily saat orasi ilmiah Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut di Auditorium Kampus 2 STIE Yasa Anggana Garut
Jalan Pembangunan, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (12/1/2023).
Orasi ilmiah dihadiri Ketua Yayasan Yasa Anggana Tandang Santanu, Ketua STIE Yasa Anggana Tita Rachtawati, dan para anggota senat, serta ratusan mahasiswa.
“Sinyal resesi global ini semakin kuat. Namun demikian, tentu kita harus mampu menghadapinya dengan sikap optimistis,” kata Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily.
Kang Ace yang menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini menyatakan, Partai Golkar sudah mengisyaratkan agar bangsa ini berhati-hati dalam menghadapi resesi global akibat the perfect storm atau tantangan 5C.
“Lima C pertama adalah Covid-19. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 belum usai. Kedua, adalah konflik (conflict) di Ukraina, dan ketiga, commodity prices (harga komoditas),” ujar Kang Ace
Kemudian, C keempat adalah cost of living atau krisis biaya hidup dan terakhir, kelima, climate change atau perubahan iklim.
“Apa yang terjadi dengan Covid-19 selama hampir 2,5 tahun telah menimbulkan berbagai permasalahan di bidang kesehatan dan ekonomi menjadi porak-poranda. Namun begitu Indonesia jauh lebih baik dalam penanganannya sehingga kita berhasil melewatinya,” tutur dia.
Kang Ace mengatakan, konflik Rusia Ukrania telah mengakibatkan harga pangan dunia melambung. Implikasi bagi Indonesia tentu sangat besar.
Terutama pasokan gas dari Rusia dan gandum di Ukrania, menurun. "Rantai pasok pangan terhambat akibatnya stok pangan dunia terseok dan terganggu," ucap Kang Ace.
Begitu pun dengan perubahan iklim yang terjadi selama ini dan beberapa waktu ke depan, berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan. Seperti perubahan masa tanam dan panen.
“Dulu masih ingat kalau masuk bulan ‘ber-ber baru hujan. Sekarang Januari justru hujan lebat, bukan kemarau. Belum lagi ada Iklim baru yang menyebabkan elnino, lanina, dan lain-lain. Itu semua membawa perubahan bagi krisis cukup signifikan,” ujar dia.
Kang Ace menuturkan, beberapa negara telah mengalami kekurangan pangan akibat krisis global tersebut. Namun sekali lagi Indonesia berhasil menghadapinya. “Di saat semua negara di dunia mengahadapi stagflasi. Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan positif,” tutur Kang Ace.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini menggarisbawahi, sebenarnya tidak mudah menjaga tren positif itu. Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan global ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan tepat pemerintah di bawah komando Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Melalui tangan Pak Menko Airlangga Hartarto ini alhamdulillah Indonesia mampu mencatatkan prestasi luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan globa,” ucap Kang Ace disambut tepuk tangan hadirin.
Kang Ace mengajak STIE Yasa Anggana dapat terlibat dalam membangun formula menghadapi tantangan yang terjadi: Walaupun menghadapi tantangan tidak mudah kita mencatatkan prestasi luar biasa.
“Kita patut bersyukur ternyata dalam krisis yang terjadi justru yang bisa bertahan adalah industri olahan dan makanan. Mungkin salah satu kontribusinya adalah dari Kabupaten Garut ini yang kaya dengan pelaku usaha berbasis olahan dan makanan,” ujarnya.
Resesi dunia dan ketidakpastian global, tutur Kang Ace, bukan untuk ditakuti tapi justru untuk bisa dihadapi dengan optimistis. “Optimisme Indonesia menunjukan pada tren positif. Saya juga ingin seluruh civitas akademik di STIE Yasa Anggan juga untuk selalu memiliki pandangan optimis,” tutur Kang Ace.
Salah satunya, kata Kang Ace, tantangan ini harus dihadapi bahwa kebijakan ekonomi kita harus bertumpu pada ekonomi riil. Potensi kampus harus digali, sikap kewirausahaan terus ditumbuhkan di mana-mana.
“Indonesia harus mampu memanfaaatkan bonus demografi yang dimiliki. Pilihan kedepan kita adalah menjadi negara maju atau mundur,” ucapnya.
Indonesia, ujar Kang Ace, akan berada pada posisi usia produktif. Generasi Milennial dan generasi Z adalah generasi yang akan meneruskan arah bangsa ke depan.
Sementara di negara-negara maju seperti Jepang kini tengah mengalami persoalan kependudukan dimana masyarakatnya lebih didominasi oleh warga dengan usia tua. Dimana negara harus terus memberikan subsidi.
“STIE Yasa Anggana harus terdepan memanfaatkan situasi ini. Melahirkan enterprener tangguh dan tahan banting. Berkontribusi untuk kemajuan ekonomi bangsa kedepan terutama di Kabupaten Garut ini,” kata Kang Ace.
Editor : Agus Warsudi
resesi global Resesi Ekonomi resesi ekonomi global dpd partai golkar jabar partai golkar airlangga hartarto kabupaten garut
Artikel Terkait