BANDUNG, iNews.id - Wacana penundaan Pemilu 2024 menuai polemik, pro kontra di masyarakat. Bahkan pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Mudiyati Rahmatunnisa menilai usulan itu absurd dan tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat.
"Secara konstitusi tidak sesuai, karena sudah jelas Pemilu digelar 5 tahun. Apalagi tanggal 14 Februari sudah disepakati pemerintah, KPU, dan DDP. Lalu kenapa Itu dilontarkan parpol. Menurut saya absurd karena mereka punya fungsi penting dalam politik," kata Mudiyati Rahmatunnisa, Rabu (2/3/2022).
Mudiyati menyatakan, wacana menunda Pemilu 2024 yang dilontarkan elite parpol dan pejabat negara tidak memberikan pendidikan politik baik bagi masyarakat. Mestinya, elite parpol mendorong agar demokrasi tetap berjalan.
"Saya kira alasannya enggak pas kalau disebut soal recovery ekonomi, pandemi, kepuasan rakyat terhadap pemerintah sekarang, atau soal perang Rusia. Alasan itu sudah terbantahkan semua," ujarnya.
Tak hanya itu, tutur Mudiyati, mengubah jadwal Pemilu 2024 yang secara konstitusi telah diatur lima tahunan, akan mengubah konstitusi yang telah puluhan tahun berlaku di Indonesia. Sebagaimana diatur dalam UU No 17 tahun 2012, proses mengubah konstitusi akan memakan waktu cukup panjang.
"Apakah ini ada hipotesis terselubung? Karena alasan yang muncul sudah terbantahkan. Jadi mereka ini mewakili siapa. Jangan sampai agenda politik hanya untuk hasrat kelompok tertentu. Karena pemilik kedaulatan tertinggi adalah rakyat," tutur Mudiyati.
Jika Pemilu 2024 dimundurkan, kata Mudiyati, secara otomatis beberapa jabatan negara akan tetap di posisinya, seperti anggota DPR dan presiden. Sehingga munculnya wacana tersebut menjadi pertanyaan besar banyak pihak terkait agenda dan kepentingan di belakangnya.
"Gelombang penolakan sudah cukup kuat. Sudah mulai ada civil society yang konsen menolak wacana itu. Ini mestinya direspons para elite politik agar mereka memberi pendidikan politik yang baik kepada rakyat," ucapnya. ARIF BUDIYANTO
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait