GARUT, iNews.id - Banjir bandang yang menerjang delapan desa di dua kecamatan, Sukawening dan Karang Tengah, Kabupaten Garut pada Sabtu (27/11/2021), menyisakan penderitaan bagi ratusan warga. Walaupun tak ada korban jiwa dan luka, banjir bandang telah memaksa sekitar 285 warga di delapan desa mengungsi.
Pada hari ketiga ini, Selasa (30/11/2021) warga korban banjir di Kampung Munjul, Desa/Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, mulai kembali ke rumah masing-masing. Mereka membersihkan rumah dari lumpur yang terseret banjir bandang pada Sabtu sore akibat meluapnya Sungai Citameng setelah hujan deras mengguyur kawasan itu.
Selain membersihkan rumah, mereka juga mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga yang masih bisa diselamatkan. Banjir bandang tak hanya meluluhlantakkan jalan dan jembatan, tetapi juga merendam pakaian warga.
Selama tiga hari terakhir, warga mengenakan pakaian yang melekat di badan lantaran tak bisa menyelamatkan pakaian mereka yang tersimpan di rumah. Pasalnya, banjir bandang tiba-tiba menghantam.
"Kami membersihkan pakaian, meja, kursi, dan rumah agar bisa ditempati kembali. Banjir bandang baru pertama kali melanda. Saat kejadian kami tidak sempat menyelamatkan pakaian dan perabotan rumah," kata Rahmi, korban banjir bandang.
Di Kampung Munjul, Desa Sukawening, sekitar 30 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang. Namun mereka tidak mengungsi. Dua hari terakhir, warga korban banjir bandang itu tinggal di rumah sanak saudara yang lokasinya lebih aman.
Sementara itu, Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut menyalurkan bantuan ke Desa/Kecamatan Sukawening. Bantuan yang disalurkan berupa bahan makanan. Bantuan diberikan ke Desa Sukawening karena dinilai titik terparah terdampak bencana banjir bandang.
"Warga di sini, saya lihat paling parah terdampak banjir bandang. Selain rumah rusak, perabotan rumah tangga dan pakaian juga hanyut. Mereka membutuhkan tak hanya makanan, tapi juga pakaian dan selimut," kata Kajari Garut Neva Susanti.
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak delapan desa di dua kecamatan di Sukawening dan Karang Tengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terdampak banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (28/11/2021). Akibatnya peristiwa itu, sebanyak 285 warga dari empat desa mengungsi.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat H mengatakan, ratusan warga dari empat desa saat ini mengungsi di pesantren, perumahan warga tetangga desa, dan fasilitas umum lainnya. Mereka yang menungungsi mayoritas karena kondisi rumahnya terdampak banjir.
"Sekitar 285 jiwa warga korban banjir Garut yang mengungsi berasal dari empat desa. Yaitu 40 jiwa di Desa Cinta, 120 warga Desa Cintamanik, 60 jiwa warga Desa Caringin, dan 65 jiwa warga Desa Sukamukti," kata Kasi Kedaruratan BPBD Jabar.
Saat ini, ujar Hadi Rahmat H, BPBD Kabupaten Garut mempersiapkan bantuan logistiK kebutuhan mendesak seperti sembako, sandang, alat kebersihan, perlengkapan sekolah, perlengkapan dapur.
"Sementara kami BPBD Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan logistik seperti air mineral 50 dus, selimut 30 pcs, sandang 30 Pcs, family kit 30 paket," ujar Hadi Rahmat H.
Bencana banjir bandang pada Sabtu (27/11/2021) pukul 15.00 WIB itu, tutur Kasi Kedaruratan BPBD Jabar, menerjang delapan desa terdampak. Antara lain, Desa Cinta, Cintamanik, dan Caringin (Kecamatan Karang Tengah). Sedangkan di Kecamatan Sukawening adalah Desa Mekarwangi, Sukamukti, Sukawening, Magerhurip, dan Mekarluyu.
"Penyebabnya, hujan intensitas tinggi pada pukul 14.00 WIB sehingga debit air sangat tinggi dan menyebabkan Sungai Citameng meluap. Jalan dan jembatan Cinangsi yang menghubungkan Desa Sukamukti dan Mekarwangi terputus dan tidak bisa dilalui," tutur Kasi Kedarurat BPBD Jabar.
Editor : Agus Warsudi
banjir bandang banjir air sungai meluap sungai meluap garut kabupaten garut Kejari Garut longsor garut
Artikel Terkait